Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) akhirnya menyetujui rencana Perseroan untuk melaksanakan kuasi reorganisasi.
Direktur Utama BNBR Bobby Gafur Umar menyebut, tidak ada pihak yang dirugikan dengan kuasi reorganisasi. Dia bilang, pada hakikatnya, seluruh pemegang saham akan memperoleh banyak manfaat dari proses kuasi reorganisasi ini, antara lain berpeluang mendapatkan dividen dalam jangka pendek.
"Ini akan menjadi daya tarik bagi investor untuk memiliki saham perusahaan. Selain itu, kondisi keuangan perusahaan juga akan semakin memperlihatkan nilai wajar yang sesungguhnya tanpa dibebani defisit. Perseroan juga dapat menilai kembali seluruh aset dan kewajibannya,” kata Bobby kepada wartawan, usai RUPSLB, Kamis (6/10).
Sesuai Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) No. 51 dan peraturan Bapepam-LK terkait kuasi reorganisasi, maka kuasi reorganisasi ini dilakukan untuk restrukturisasi ekuitas Perseroan dengan menghilangkan defisit dan menilai kembali seluruh aset dan kewajibannya. Untuk itu diperlukan persetujuan dari pemegang saham.
Bobby mengungkapkan, berdasarkan rencana, dalam pelaksanaannya Perseroan akan menempuh tiga tahapan. Pertama, melakukan penilaian kembali aset dam kewajiban Perseroan dan Entitas Anak. Kedua, menurunkan Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Perseroan dengan menurunkan nilai nominal saham secara proporsional yang selanjutnya mengakibatkan penurunan Modal Dasar Perseroan. Ketiga, menyatukan (set-off) antara saldo defisit dengan Selisih Hasil Penilaian Kembali Aset dan Kewajiban serta saldo Tambahan Modal Disetor dan sejenisya
Dengan kuasi reorganisasi, BNBR akan menghapus defisit senilai Rp 34,9 triliun, terdiri dari nilai defisit, selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sipengendali, dan rugi investasi jangka pendek yang belum terealisasi. Sampai dengan 30 Juni 2011, perseroan mencatat saldo defisit sebesar Rp 27,7 triliun. Defisit ini terutama merupakan akumulasi dari kerugian bersih sebesar Rp 16,5 triliun pada 2008, lalu Rp 1,7 triliun di 2009, dan Rp 7,6 triliun di 2010.
Bobby juga mengakui, nilai nominal saham perseroan akan diturunkan sekitar 43%. Nilai nominal saham seri A diturunkan dari Rp 5.000 menjadi Rp 2.850. Saham seri B diturunkan dari Rp 700 menjadi Rp 399, dan nilai nominal saham seri C dari Rp 200 menjadi Rp 104.
Manajemen BNBR optimis pasca kuasi reorganisasi, perseroan akan menunjukkan peningkatan kinerja di tahun-tahun mendatang. "Kami sudah menyusun serangkaian rencana bisnis, dan kami yakin ada banyak potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi dan mewujudkan rencana ini di masa mendatang,” tukas Boby.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News