kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,41   -5,94   -0.64%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemangkasan bunga acuan BI tak sanggup menopang kejatuhan IHSG


Kamis, 19 Maret 2020 / 18:03 WIB
Pemangkasan bunga acuan BI tak sanggup menopang kejatuhan IHSG
ILUSTRASI. Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan masih tertekan. Pada penutupan perdagangan Kamis (19/3), IHSG kembali melemah 5,20% ke level 4.105,42. Investor asing kembali melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 635,87 miliar di seluruh pasar.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, IHSG terus melorot lantaran asing melakukan jual bersih. “Diduga masih panik karena virus corona, di Indonesia jumlah pasiennya bertambah dan mereka memilih berpindah portofolio ke dolar,” katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (19/3).

Baca Juga: IHSG anjlok 5,20% ke 4.105 pada akhir perdagangan hari ini

Hingga Kamis (19/3), jumlah pasien positif virus corona (Covid-19) bertambah menjadi 309 orang, 15 orang sembuh dan ada 25 orang yang meninggal.

Ia bilang, pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia juga tidak berhasil menangkal penurunan pasar, sehingga akhirnya IHSG tersungkur lagi.

Sebagai informasi, Bank Indonesia telah memutuskan untuk menurunkan BI 7-day reverse repo rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,5% pada Kamis (19/3). Secara teknikal, sambung William, IHSG menyentuh support 4.100 dan memiliki support selanjutnya pada 4.000. Ia memprediksi IHSG berpotensi melemah ke kisaran 4.000 hingga 4.300.

Analis Phintracio Sekuritas Valdy Kurniawan juga memproyeksi IHSG masih berpeluang melanjutkan pelemahannya hingga level psikologis 4.000 pada perdagangan Jumat (20/3).

Valdy menambahkan, IHSG diperkirakan bergerak dalam rentang support dan resistance masing-masing 4.000-4.275. “Sejumlah pertimbangan yang mendasari proyeksi tersebut adalah berlanjutnya trend pelemahan nilai tukar rupiah dan tekanan jual,” ujarnya.

Jika diakumulasi, memang net sell investor asing sejak awal Maret 2020 tercatat lebih dari Rp 4 triliun.

Baca Juga: Terus melorot, IHSG anjlok 5,46% ke 4.094 satu jam sebelum akhir perdagangan hari ini

Oleh sebab itu, ia menyarankan investor sebaiknya jangan terlalu agresif dalam melakukan akumulasi beli. Terutama, jika nilai tukar rupiah masih melanjutkan pelemahan. Secara umum, sebaiknya investor menunggu adanya fase konsolidasi sebelum melakukan akumulasi beli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×