Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Edy Can
JAKARTA. Tak kuasa menahan tekanan regional dan global, akhirnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi pada awal pembukaan pasar saham, Rabu (10/10). Pada pukul 09.33 WIB, IHSG turun 0,65% ke posisi 4.250.
Pelemahan indeks bursa didorong kejatuhan harga 112 saham. Sisanya, ada 16 saham naik dan 59 saham lainnya diam di tempat.
Sepuluh sektor terperosok di zona merah. Sektor aneka industri yang turun 1,27%% dan menjadi jawara sektor yang paling signifikan kejatuhannya. Kemudin disusul sektor perdagangan yang juga anjlok 0,94%.
Saham berkapitalisasi besar yang menduduki posisi top losers, antra lain ada saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang anjlok 1,85% ke Rp 2.650, disusul saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang turun 1,29% ke Rp 3.825 dan juga saham PT Indosat Tbk (ISAT) yang jatuh 1,68% ke Rp 5.850
Sedangkan saham-saham top gainers ditempati PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) yang naik 0,87% ke Rp 5.800 dan saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang turut naik 0,75% ke Rp 6.750.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, pelemahan indeks karena IHSG kemarin gagal memberikan sinyal positif setelah ditutup dibawah resisten 4.283. "Sentimen negatif dari bursa regional diperkirakan bakal membuat IHSG bergerak turun melanjutkan tren turun untuk menguji kisaran support di 4.150-4.272," terangnya, Rabu (10/10).
Satrio bilang, support kuat pertama IHSG ada di 4.235. Tapi, dalam kondisi terburuk, IHSG memiliki potensi koreksi hingga 4.150-4.175. "Adanya trend naik jangka menengah menjadikan kami tetap dalam merekomendasikan Buy on Weakness untuk saham-saham pilihan,"katanya.
Satrio menyarankan akumulasi sebaiknya hanya dilakukan ketika IHSG sudah mencapai kisaran suport yang kuat. Adapun saham-saham untuk strategi buy on weakness, antara lain ASII, SMGR, INTP, UNTR, WIKA, ADHI, PTPP dan TLKM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News