Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME) masih fokus dalam menjalankan unit usaha Goodway Vacation Club (GVC) pada tahun ini.
Bayu Widia Prakoso, Presiden Direktur HOME mengatakan, guna meningkatkan pendapatan, GVC terus memperluas daerah pemasaran baru ke seluruh ibu kota provinsi. “Kami memaksimalkan pengenalan produk pada kota-kota yang sudah ada serta melakukan efisiensi biaya semaksimal mungkin,” kata Bayu dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Senin (20/1).
Sebagai informasi, unit bisnis ini menyediakan fasilitas paket perjalanan liburan dan berdiri pada tahun 2009 di Batam, Kepulauan Riau. Sebelumnya HOME menargetkan jumlah member dapat mencapai 10.000 sampai akhir 2019.
Baca Juga: Saham milik keluarga Tjokrosaputro cocok untuk trading harian
HOME fokus memaksimalkan kinerja dari unit bisnis GVC lantaran hotel milik perusahaan sementara masih belum beroperasi. Bayu menjelaskan, HOME berencana untuk memulai renovasi hotel Goodway Batam pada awal 2020. HOME tengah memproses administrasi dan gambar proyek.
Hotel Mandarine Regency sudah menyelesaikan renovasi fisik bangunan budget hotel. Namun, hotel tersebut belum beroperasi karena belum dilengkapi dengan peralatan.
“Kami memutuskan untuk sementara tidak mengoperasikan dengan pertimbangan efisiensi karena jumlah kamar hanya 40 kamar. Hotel budget tersebut akan dioperasikan bersamaan dengan Goodway Hotel pada bangunan utama setelah selesai dilakukan renovasi,” papar Bayu.
Asal tahu saja, berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2019, HOME menerima pinjaman dari PT Bank Mayapada International Tbk, dengan plafon Rp 300 miliar untuk modal kerja. Selain itu Hotel Mandarine juga menerima dana hasil PUT II senilai Rp 1,99 triliun.
Baca Juga: Meski banyak diperdagangkan, harga saham keluarga Tjokrosaputro justru merosot
Bayu menerangkan, pihaknya berencana menyiapkan kebutuhan modal kerja kurang lebih sekitar Rp 390 miliar. Selanjutnya HOME akan menggunakan hasil pinjaman dari Bank Mayapada sebesar Rp 300 mliar untuk keperluan modal kerja HOME dalam bentuk pembayaran biaya operasional, pembayaran utang pada pihak ketiga (pemasok), bunga pinjaman, dan sebagian untuk pengurusan lahan melalui PT Tisarana Inti Semesta.
Sedangkan, penggunaan modal kerja yang berasal dari PUT II sebesar Rp 90 miliar digunakan untuk keperluan operasional perusahaan, antara lain pembayaran utang pada pemasok (pihak ketiga), dan biaya operasional lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News