kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pefindo merevisi rating KIK EBA Mandiri GIAA01, kenapa?


Senin, 21 September 2020 / 12:40 WIB
Pefindo merevisi rating KIK EBA Mandiri GIAA01, kenapa?
ILUSTRASI. Pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 143 terparkir di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Rabu (2/9/2020). Mulai Rabu ini Garuda Indonesia melakukan penambahan frekuensi penerbangan u


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) merevisi peringkat Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) Mandiri GIAA01 Kelas A milik PT Garuda Indonesia dari idCCC(sf)(cg) menjadi idBB(sf)(cg). 

Pefindo menyatakan, pemberian peringkat tersebut didasarkan atas penilaian ulang atas pembayaran porsi amortisasi pokok senilai Rp 360 miliar pada 2 September 2020 dari jadwal seharusnya 27 Juli 2020. 

Proses klaim oleh PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) selaku manajer investasi kepada PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) sebagai penjamin pokok transaksi telah ditarik. Sebab, Garuda mampu menyediakan dana untuk membayar kewajiban tersebut. 

Baca Juga: Pefindo berikan peringkat idAAA untuk PT Indonesia Power

"Karena adanya klausul force majeur atau risiko politik di dalam penjaminan tersebut yang menyebutkan perhentian penerbangan dari Jeddah dan Madinah ke Indonesia dan sebaliknya, selama penghentian tersebut masih berlaku," kata Pefindo dalam keterangan resmi, Jumat (18/9). 

Pihaknya berpandangan bahwa penjaminan Askrindo memiliki dampak yang jauh lebih kecil terhadap peringkat KIK EBA, dibandingkan dengan pada saat pengkajian peringkat yaitu awal penerbitan KIK EBA. Pada saat itu, tidak memperkirakan dampak pandemi Covid-19. 

"Kami juga merevisi prospek peringkat perusahaan menjadi negatif dari Creditwatch dengan implikasi negatif setelah realisasi pembayaran amortisasi pokok tersebut," jelas Pefindo. 

Menurutnya, prospek negatif mencerminkan profil kredit Garuda masih lemah dan rentan memburuk karena kenaikan kasus Covid-19 dan penerapan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta. "Hal ini dapat membalikkan tren kenaikan permintaan penerbangan domestik dan memberikan tekanan tambahan bagi arus kas dan posisi likuiditas Garuda Indonesia dan KIK EBA," terangnya. 

Baca Juga: Prospek KIK EBA di tengah pandemi Covid-19

Kondisi tersebut lebih dominan dari rencana pembukaan penerbangan internasional sebagian oleh pemerintah Arab Saudi tapi belum ada kejelasan kapan itu terealisasi. Padahal pembukaan akses penerbangan tersebut akan mendukung kas KIK EBA. 

Selain itu, terdapat kemungkinan penundaan realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) senilai Rp 8,5 triliun dalam estimasi Pefindo, dapat mendukung operasi perusahaan lebih lanjut untuk tiga hingga enam bulan ke depan.

Peringkat untuk KIK-EBA dapat diturunkan jika pendapatan dan arus kas Garuda menurun lebih jauh seiring peningkatan risiko tidak terbayarnya kupon dan pokok amortisasi KIK EBA ke depannya. 

Namun, prospek dapat direvisi kembali menjadi stabil jika profil kredit perusahaan mengalami perbaikan dan stabil karena peningkatan kegiatan penerbangan yang berkelanjutan atau meredanya tekanan pada beban finansial Garuda yang berasal dari realisasi dukungan pemerintah.

Efek utang dengan peringkat idBB mengindikasikan parameter proteksi yang sedikit lemah dibandingkan efek utang Indonesia lainnya. Kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut mudah terpengaruh oleh memburuknya perkembangan perekonomian, bisnis, dan keuangan yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk memenuhi komitmen keuangannya atas efek utang. 

Baca Juga: Hingga Agustus 2020, pembiayaan PNM capai Rp 12,55 triliun

Suffix (sf) menunjukkan peringkat atas transaksi keuangan terstruktur, sedangkan suffix (cg) menunjukkan bahwa peringkat mempertimbangkan keamanan dalam bentuk garansi perusahaan.

Peringkat mencerminkan penghentian rute Timur Tengah (Middle Eastern atau MEA) Garuda terhadap perlindungan arus kas yang sangat lemah, profil kredit dan likuiditas sebagai dampak Covid-19 serta karakteristik industri penerbangan yang tergantung pada musim. 

Namun peringkat didukung penjaminan Askrindo atas porsi pokok dari KIK EBA Mandiri GIAA01. Perusahaan sendiri telah menjual hak atas pendapatan masa depan senilai Rp 2,615 triliun dari rute MEA kepada KIK yang dibentuk MMI sebagai manajer investasi dan PT Bank Maybank Indonesia Tbk sebagai bank kustodian. 

"Aset yang mendasari transaksi KIK EBA ini adalah arus kas lima tahun ke depan dari rute Timur Tengah yang menghubungkan beberapa kota di Indonesia ke Jeddah dan Madinah, yang mayoritas adalah untuk tujuan umroh," pungkas Pefindo. 

Selanjutnya: Pefindo tetapkan peringkat idBBB untuk penerbitan convertible bond Waskita Toll Road

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×