Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat
Saat ini semua saham emiten semen diperdagangkan dengan price earnings ratio (PER) di atas 40 kali. SMGR misalkan, diperdagangkan dengan PER 42,27 kali. Sedangkan INTP memiliki PER sebesar 46,19 kali.
SMBR bahkan lebih tinggi lagi, yakni dengan PER mencapai 150 kali.
Selain karena valuasi yang mahal, dilepasnya saham emiten semen oleh investor asing juga disebabkan oleh rendahnya permintaan semen sepanjang 2019. “Dari sisi permintaan sendiri pertumbuhannya stagnan di 2019,” ujar Nugroho.
Baca Juga: Efisiensi jadi strategi penting INTP di 2020
Data dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI), hingga Oktober 2019 penjualan semen domestik sebesar 56,10 juta ton. Pencapaian ini turun 1,5% dibandingkan dengan konsumsi semen pada periode tahun 2018 yang mencapai 56,97 juta ton.
Dalam riset (18/12), Analis Mirae Asset Sekuritas Mimi Halimin mengatakan, konsumsi semen yang tergolong lemah pada tahun 2019 dikarenakan sikap wait and see yang diadopsi oleh banyak investor.
“Untuk tahun 2020, kami masih belum melihat katalis kuat untuk meningkatkan konsumsi semen,” tulis Mimi dalam risetnya.
Baca Juga: Masih dibayangi oversupply, simak rekomendasi saham untuk emiten semen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News