Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menyentuh level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir pada pekan lalu, harga emas berpotensi turun. Sejak Jumat (25/1) sampai dengan Jumat (1/2), harga emas memasuki level US$ 1.300 per ons troi, dengan percapaian tertingginya pada Rabu (31/1) yakni US$ 1.325 per ons troi.
Mengutip Bloomberg pada Senin (4/2) pukul 15.25 WIB, harga emas untuk pengiriman April 2019 di Commodity Exchange turun 0,36% ke US$ 1.317,40 per ons troi dari Jumat lalu US$ 1.322,10 per ons troi.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim menilai, euforia permintaan emas menjelang Imlek mereda, sebab sejumlah negara importir emas libur hari ini. Ditambah indeks dollar Amerika Serikat (AS) kembali menguat. Indeks dollar spot menunjukan penguatan 0,16% menjadi 95,73.
“Indeks dollar AS menguat karena sejumlah rilis data AS yang positif,” kata Ibrahim kepada Kontan, Senin (4/2). Jumat kemarin rilis data manufaktur AS berada di level 56,6, lebih tinggi daripada perkiraan sebelumnya di level 54,1.
Ibrahim melihat, ini merupakan tanda-tanda ekonomi AS mulai membaik. The Fed pun diprediksi akan menyinggung kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Tetapi ia menilai realisasinya masih akan dilaksanakan paling tidak pada semester II tahun ini, megingat kondisi ekonomi global yang masih runyam.
Ini tentunya akan menghambat laju pergerakan harga emas sebagai salah satu safe haven karena investor akan kembali melirik AS.
Secara teknikal ia melihat harga indikatos stochastic dan relative strength index (RSI) berada di level 70% yang mengindikasikan negatif, sehingga harga emas kemungkinan terkoreksi. Ibrahim meramal harga emas pada perdagangan Rabu (6/2) bergerak di level US$ 1.303-US$ 1.321 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News