kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ekspansi emas sejumlah emiten tambang masih menjanjikan


Minggu, 03 Februari 2019 / 19:15 WIB
Ekspansi emas sejumlah emiten tambang masih menjanjikan


Reporter: Aldo Fernando | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga emiten tambang batubara memperluas lini bisnis mereka dengan berekspansi ke sektor tambang emas. Ketiga emiten tersebut adalah PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Indika Energy Tbk (INDY), dan PT Renuka Coalindo Tbk (SQMI).

Sebagai informasi, UNTR melalui anak usahanya PT Danusa Tambang Nusantara telah mengakuisisi 95% saham PT Agincourt Resources, yang memiliki tambang emas Martabe di Sumatra Utara.

Pada Desember tahun lalu, INDY melalui anak perusahaannya yaitu PT Indika Mineral Investindo menandatangani perjanjian penyertaan saham senilai 33,4 juta saham dengan Nusantara Resources Limited. Dengan demikian, Indika Energy menjadi pemegang saham di Nusantara dengan total kepemilikan 19,9% senilai A$ 7,68 juta.

Sementara, SQMI menargetkan proses akuisisi tambang emas Ciemas Gold Project yang beroperasi di Jawa Barat selesai pada Juni 2019. SQMI menggelontorkan dana investasi senilai Rp 3,75 triliun untuk akuisisi ini.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji berpendapat, ekspansi UNTR ke bisnis pertambangan emas memiliki prospek yang menjanjikan. Pertama, karena pergerakan harga emas yang cenderung stabil. “Kedua, karena kinerja UNTR di bidang penjualan alat berat cenderung stabil,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (31/1).

Senada, Kepala Riset Narada Aset Manajemen Kiswoyo Adi Joe mengatakan, usaha UNTR untuk masuk ke bisnis tambang emas merupakan langkah positif. “Bagus. Itu usaha untuk diversifikasi perusahaan. Emas itu safe haven, artinya dalam kondisi apapun dibutuhkan. Sedangkan, batubara ada substitusinya. Jadi emas jauh lebih stabil,” kata Kiswoyo kepada Kontan.co.id, Kamis (31/1).

Nafan menilai, INDY memiliki kinerja fundamental yang positif karena sejauh ini terjadi peningkatan net profit pada 2018. Menurut dia, saham INDY dalam jangka menengah hingga jangka panjang bisa menyentuh ke level Rp 2.660 sehingga ia menyarankan untuk akumulasi beli.

Nafan juga merekomendasikan akumulasi beli saham UNTR pada area level Rp 25.650–Rp 25.750, dengan target harga secara bertahap di level Rp 26.475 dan Rp 26.975.

Sedangkan, Kiswoyo memberikan target harga UNTR di angka Rp 39.000 sampai akhir tahun. 

Untuk SQMI karena pergerakan saham sangat random, Nafan merekomendasikan beli jangka pendek dengan target Rp 260.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×