kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar tertekan, 4 calon emiten tetap 'melantai'


Minggu, 14 Juni 2015 / 21:15 WIB
Pasar tertekan, 4 calon emiten tetap 'melantai'


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kendati kondisi pasar saham masih mengalami tekanan, sejumlah calon emiten tetap akan mencatakan namanya di papan pencatatan Bursa Efek Indonesia (BEI). Keberanian ini lantaran mereka optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami perbaikan.

Setelah PT Mega Manunggal Properti Tbk (MMLP) resmi menjadi emiten keenam yang melantai di bursa, ada empat emiten lagi yang telah mengumumkan rencananya melantai di busa saham dalam waktu dekat ini.

Keempatnya adalah PT Anabatic Tekhnologies, PT Merdeka Cooper Gold, PT Binakarya Jaya Abadi, dan PT Garuda Metalindo. Mereka akan berencana mencatatkan saham perdananya pada akhir Juni sampai awal Juli.

Merdeka Cooper Gold akan melepas sahamnya sebanyak 419,6 juta dengan harga Rp 2.000 per lembar sehing akan mengantongi dana sebesar Rp 839,2 miliar. Masa penawaran umum akan dilakukan pada 11-15 Juni dan pencatatan di bursa akan dilakukan pada 19 Juni.

Anabatic akan IPO sebanyak 642,85 juta lembar atau 30% dari total modal disetor penuh dengan harga Rp 650-Rp 800 per lembar saham. Dengan demikian, dana yang bisa diraup Anabatic sekitar Rp 417,8 miliar - Rp 514,2 miliar. Penawaran awal dilakukan mulai 5-16 Juni dan penawaran umum dilakukan pada 29-30 Juni. Sedangkan pencatatan di BEI akan digelar 6 Juli mendatang.

Binakarya akan IPO sebanyak 238,15 juta lembar atau 35% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga Rp 900 - 1.300 per lembar saham. Itu artinya, dana yang akan diraup sekitar Rp 215 miliar - Rp 300 miliar. Sedangkan Garuda Metalindo berencana meraup dana hingga Rp 375 miliar dengan melepas 468.7 lembar saham atau 20% dari modal disetor di harga Rp 550 -Rp 800 per saham.

Managemen Anabatik mengaku tetap optimis menggelar IPO di tengah kondisi pasar saham yang tengah bergejolak karena prospek bisnis jasa teknologi Informasi sangat bagus tahun ini seiring dengan dukungan pemerintah terhadap e-government. Penawaran awal berlangsung mulai 5-16 Juni dan efektif pada 25 Juni. Penawaran umum akan dilakukan mulai 29-30 Juni dan pencatatan di BEI direncanakan pada 6 Juli.

Budianto Halim, Direktur Utama Binakarya mengatakan meskipun pasar properti sedang lesu, dalam jangka panjang pasar properti akan bullish karena pertumbuhan jumlah penduduk dan arus urbanisasi yang terus meningkat. "Selain itu, pemerintah masih memberikan dukungan terhadap properti melalui pelonggaran LTV dan wacana memperbolehkan asing memiliki properti," kata Budianto akhir pekan lalu.

Penjamin emisi untuk IPO Binakarya dan Garuda Metalindo adalah PT RHB OSK Securities Indonesia. Penawaran awal IPO Binakarya akan dilakukan 10-17 Juni, penawaran umum akan dilakukan pada 29 Juni- 1 juli lalu dan pencatatan di bursa akan dilakukan pada 8 Juli. Sedangkan penawaran umum saham perdana Garuda Metalindo telah dilakukan pada 3-10 Juni dan efektif pada 19 juni. Penawaran umum akan dilakukan pada 22-23 Juni dan pencatatan di bursa direncanakan pada 30 Juni 2015.

Hans Kwee, Direktur Utama Investa Saran Mandiri memperkirakan tahun ini akan banyak calon emiten menunda untuk melantai di bursa saham karena kondisi pasar yang masih tertekan. Menurutnya, pertambahan 32 emiten yang ditargetkan BEI tahun ini tidak akan tercapai melihat kondisi yang ada saat ini. “ Perkiraan saya mungkin hanya 20-25 emiten yang tambah tahun ini,” kata Hans.

Hans menilai, calon emiten yang berani IPO di akhir semester I ini lantaran sudah mempersiapkan aksi korporasi tersebut jauh-jauh hari, padahal gejolak pasar saham baru terjadi tiga bulan terakhir. Daripada menunda, calon emiten tersebut berupaya mencari investor strategis guna menyerap sahamnya yang ditawarkan di tengah tekanan pasar saham.

Lebih lanjut, dia memperkirakan perlambatan ekonomi dan inflasi tinggi masih berlanjut hingga semester II karena pasar masih dihadapkan dengan tantangan ketidakpastian kenaikan suku bunga The Fed.” Ketidakpastian Fed Rate ini sudah membuat capital outflow yang cukup besar dan bond yield kita terus naik,” ujarnya.

Hanya saja, menurut Hans perlambatan ekonomi akan bisa diimbangi jika realisasi infrastruktur pemerintah berjalan baik. Oleh karena itu, dia melihat akhir tahun ekonomi akan cenderung mengalami perbaikan dan menjaid waktu yang tepat bagi calon emiten untuk melantai di bursa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×