Reporter: Dina Farisah, Wahyu Satriani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Walau investor meminta imbal hasil tinggi, toh tak menyurutkan perusahaan menerbitkan obligasi. Yang terbaru, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) menawarkan obligasi senilai Rp 1,2 triliun. Sedangkan, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) akan menjual menjual sebesar Rp 500 miliar.
Direktur Utama PT Agung Podomoro Land Tbk, Trihatma Kusuma menjelaskan, pihaknya menerbitkan obligasi tahap I yang merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) dengan total Rp 2,5 triliun. APLN menggelar penawaran awal pada 23 Mei - 5 Juni 2013.
Obligasi APLN bertenor 5 tahun ini memiliki kisaran kupon 8,25%-9,25%. APLN mengantongi peringkat A dari PT Pemerigkat Efek Indonesia (Pefindo). APLN menunjuk empat penjamin pelaksana emisi obligasi, yaitu PT CIMB Securities Indonesia, PT HSBC Securities Indonesia, PT Indo Premier Securities, dan PT Mandiri Sekuritas.
Dadang Suryannto, Director Head of Investment Banking Mandiri Sekuritas menambahkan, calon investor yang ingin dibidik APLN antara lain, dana pensiun, asuransi, dan perbankan. Tahun depan, APLN berencana kembali menerbitkan obligasi tahap II sebesar Rp 1,3 triliun.
Sementara itu, sumber KONTAN membisikkan, ROTI akan mematok obligasi bertenor lima tahun dengan kupon 8%. "Hari ini, proses pricing dilakukan," kata sumber tersebut. Kupon tersebut cukup menarik bagi investor. Pasalnya, perusahaan berperingkat AA- ini menawarkan kisaran kupon antara 7,75% - 8,50% saat penawaran awal.
Penerbitan obligasi ini menggunakan mekanisme penawaran umum berkelanjutan (PUB) I tahap I. Masa penawaran awal atau bookbuilding telah dilakukan pada 8 Mei-23 Mei 2013 dan masa penawaran umum dijadwalkan pada 5 Juni-7 Juni 2013.
Investor Relations ROTI Stephen Orlando mengatakan untuk PUB tahap II akan dilakukan pada tahun depan."Kalau tidak ada perubahan, untuk tahap II akan kami lakukan tahun 2014 dengan target sebanyak-banyaknya Rp 500 miliar," kata Stephen.
Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih menilai, timing penerbitan obligasi saat ini kurang pas. Sebab, bulan ini, banyak sekali perusahaan yang merilis obligasi korporasi.
Menurutnya, investor menimbang risiko atas meningkatnya ekspektasi inflasi. "Tren harga obligasi korporasi di pasar sekunder cenderung koreksi, setidaknya sampai ada keputusan kebijakan harga BBM bersubsidi," ujar Lana, Kamis (23/5).
Namun, target penerbitan obligasi korporasi kedua perusahaan itu, bisa saja tercapai. Asalkan kuponnya menarik. Ia mencontohkan, target penerbitan obligasi APLN sebesar Rp 1,2 triliun masih akan tercapai dengan catatan, kupon di atas 9%.
Lana mengimbau, investor obligasi jeli sebelum memilih. Investor disarankan mencari kupon tinggi dan peringkat yang bagus. Pertimbangan lain adalah memilih sektor usaha si penerbit obligasi, masih menarik atau tidak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News