Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Di tengah memburuknya pasar saham, nilai tukar rupiah di pasar non deliverable forwards (NDF) menguat. Bahkan penguatannya merupakan yang terbesar dalam enam pekan terakhir.
Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.35 WIB, nilai tukar rupiah di pasar NDF untuk pengantaran satu bulan ke depan menguat 0,9% menjadi 11.597 per dollar AS. Ini merupakan penguatan terbesar sejak 10 Juli lalu.
Kendati menguat, rentang atau spread antara posisi rupiah di pasar NDF dengan pasar spot masih mencapai 5,7%. Sekadar informasi, pagi ini, rupiah di pasar spot melemah 0,1% menjadi 10.938 per dollar AS. Posisi rupiah ini merupakan level terlemah sejak April 2009.
Analis menilai, penguatan rupiah di pasar NDF dipicu oleh spekulasi bahwa Bank Indonesia (BI) akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya besok (29/8).
"Kepercayaan pasar menjadi fokusnya. Apalagi terjadi ambigu pada kebijakan yang diambil bank sentral apakah untuk meningkatkan pertumbuhan atau untuk menciptakan stabilitas makroekonomi. Sehingga, kenaikan suku bunga akan menjadi sinyalemen positif," jelas David Sumual, chief economist PT Bank Central Asia kepada Bloomberg.
David memperkirakan, BI akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 7% dan inflasi Agustus akan berada di level 9,2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News