Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk futures saham Amerika Serikat (AS) kemarin turun setelah penerapan tarif baru AS dan China serta penerapan kontrol modal di Argentina.
Senin (2/9) bursa saham AS libur Hari Buruh, tapi kontrak futures terkait indeks utama diperdagangkan dan melemah.
E-mini futures untuk S&P 500 turun hingga 1,2% di awal perdagangan dan berakhir pada 0,9%. Sedangkan MSCI's All Country World Index yang melacak saham di 47 negara turun 0,1% pada perdagangan kemarin.
Baca Juga: IHSG akan tertekan, investor jangan agresif
Mark Haefele, chief investment officer UBS Global Wealth Management mengatakan, prospek perang dagang makin sulit diprediksi dengan pasti.
"Karena tensi perang dagang menjadi pendorong utama saham, bahkan lebih besar daripada kebijakan moneter, kami menyarankan untuk menghindari penambahan paparan saham, terutama bagi mereka yang memiliki alokasi strategis yang cukup," kata Haefele kepada Reuters.
Obligasi global Argentina merosot ke harga terendah sepanjang masa. Pasar keuangan pun tumbang setelah Presiden Mauricio Macri menerapkan kembali capital control pada hari Minggu, di tengah upaya negara ini menghindari gagal bayar kesembilan.
Baca Juga: Reksadana Saham Ini Cetak Return Positif Saat IHSG Lesu premium
Pada perdagangan kemarin, pasar saham Eropa dan China menguat. Kenaikan bursa Shanghai sebesar 1,31% dan Shenzhen hingga 2,26% ditopang oleh survei sektor swasta yang menunjukkan kenaikan aktivitas pada bulan Agustus.
Tapi data Caixin/Markit Manufacturing Purchasing Managers' Index
Tapi data Caixin/Markit Manufacturing Purchasing Managers' Index ini kontras dengan data resmi yang menunjukkan kontraksi.
Janji pemerintah China untuk mengatasi pelemahan sektor manufaktur menjadi penahan kejatuhan pasar saham.
Meski pasar saham China menguat, pergerakan bursa Asia mixed. Indeks Nikkei dan Hang Seng turun pada perdagangan kemarin.
Indeks Straits Times dan IHSG pun melemah. Sementara kenaikan terjadi di bursa Korea Selatan dan Taiwan.
Baca Juga: Kinerja rata-rata reksadana saham tergerus 2,81% di Agustus Lalu
Dari Eropa, yield obligasi Italia turun ke level terendah setelah perdana menteri mengatakan pemerintahan baru akan terbentuk pada hari Rabu.
Meski ada kabar baik dari negara terbesar ketiga Zona Euro ini, masalah Eropa masih banyak. Aktivitas manufaktur Zona Euro berkontraksi untuk tujuh bulan berturut-turut pada bulan Agustus.
Sejumlah pengamat pasar mengatakan, reaksi pasar terhadap tarif baru mungkin berlebihan karena transaksi yang dijalankan dengan algoritma.
"Pasar terus menunjukkan bagaimana algoritma data mining terkait dengan transaksi berbasis saham dan forex.
Baca Juga: IHSG berpotensi turun, ini rekomendasi saham Binaartha Sekuritas untuk Rabu (4/9)
Apakah ada yang terkejut dengan penerapan tarif kemarin?" kata Takeo Kamai, head of execution CLSA kepada Reuters.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News