Reporter: Melysa Anggreni | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif, bahkan sempat anjlok lebih dari 5% yang menyebabkan penghentian perdagangan sementara (trading halt) pada perdagangan Selasa (18/3) lalu.
Kondisi ini mendorong investor untuk mencari alternatif investasi, salah satunya adalah aset kripto.
CMO Tokocrypto, Wan Iqbal, mengatakan, dinamika pasar saham dan aset safe haven seperti emas serta Bitcoin memiliki perbedaan signifikan.
"Bitcoin turun 5%-10% dalam sehari adalah hal biasa, tetapi IHSG yang merupakan gabungan dari saham-saham perusahaan terbaik di Indonesia mengalami pergerakan 5% saja sudah berdampak besar,” ujar Iqbal dalam keterangannya, Kamis (20/3).
Iqbal menambahkan, pergerakan IHSG tidak hanya mencerminkan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia, tetapi juga menjadi barometer stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Baca Juga: Pasar Kripto Respons Positif Keputusan FOMC The Fed, Bitcoin Naik ke US$85.000
Begitupun dengan pasar kripto yang semakin berkembang sebagai alternatif investasi dan memiliki korelasi dengan dinamika ekonomi global serta adopsi teknologi keuangan di Indonesia.
"Harapannya, perekonomian Indonesia terus berkembang secara berkelanjutan, didukung oleh kebijakan yang kondusif, inovasi di sektor keuangan, serta meningkatnya literasi investasi di kalangan masyarakat,” ucap Iqbal.
Sebagai salah satu alternatif diversifikasi investasi, kripto dapat menjadi pertimbangan. Ia mencontohkan salah satu aset kripto yang bisa ditimbang adalah stablecoin yang bisa memberikan kenyamanan tersendiri bagi investor karena nilai aset nya mengikuti dolar AS atau emas.
“Selain stablecoin, aset kripto dengan fundamental kuat seperti Bitcoin juga menjadi pilihan bagi investor yang ingin memulai dengan aset yang lebih stabil sebelum mengeksplorasi aset dengan volatilitas lebih tinggi. Tren ini terlihat dari semakin banyaknya investor baru yang masuk ke pasar kripto Indonesia, dimulai dengan aset-aset yang lebih aman sebelum memperluas portofolio mereka,” jelas Iqbal.
Baca Juga: Harga Altcoin Meningkat, Bitcoin Tetap Jadi Pilihan
Dari sisi transaksi, nilai perdagangan aset kripto juga terus melonjak. Pada Januari 2025, nilai transaksi perdagangan aset kripto tercatat mencapai Rp 44,07 triliun, meningkat 104,31% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 21,57 triliun.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pertumbuhan ini sebagai indikasi stabilitas pasar serta kepercayaan investor yang tetap terjaga.
Menuurt Iqbal, meskipun pasar saham mengalami tekanan, bukan berarti investor harus menghindari investasi sepenuhnya. Diversifikasi ke aset lain seperti kripto dapat menjadi strategi untuk mengurangi risiko dan menjaga stabilitas portofolio.
"Dengan pertumbuhan positif yang terus berlanjut, pasar kripto bisa menjadi alternatif investasi yang menarik bagi mereka yang ingin mencari peluang baru di tengah ketidakpastian ekonomi,” tutup Iqbal.
Selanjutnya: Pertamina Cek Kesiapan Satgas Ramadan dan Idulfitri di Tol Jakarta - Cikampek
Menarik Dibaca: Magalarva Ekspor Pakan Hewan dari Limbah Organik ke AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News