kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar obligasi masih berpotensi menghijau


Kamis, 02 Februari 2017 / 19:24 WIB
Pasar obligasi masih berpotensi menghijau


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pasar surat utang dalam negeri berpeluang melanjutkan penguatan pada kuartal I 2017.

Mengacu Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), pada Januari 2017, kinerja pasar obligasi dalam negeri (Indonesia Composite Bond Index) naik 1,73% ke level 212,05. Ini ditopang oleh pasar obligasi pemerintah (INDOBeX Government Total Return) yang tumbuh 1,75% menjadi 209,11. Serta performa pasar obligasi korporasi (INDOBeX Corporate Total Return) yang melambung 1,5% ke posisi 224,63.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra optimistis, pasar obligasi Indonesia mampu menguat di Februari 2017. Dengan catatan, rilis data ekonomi domestik cukup berkilau, semisal data cadangan devisa, neraca pembayaran, dan Produk Domestik Bruto (PDB).

"Ini akan mengafirmasi langkah kebijakan investasi di Indonesia apakah sudah benar atau belum. Ekspektasi sih PDB masih in line," ungkapnya. Sentimen positif juga bertambah jika dollar Amerika Serikat (AS) masih berbalut tren pelemahan.

Desmon Silitonga, Fund Manager Capital Asset Management berpendapat, pelaku pasar memang masih wait and see terhadap kebijakan AS. Makanya investor cenderung mengakumulasi obligasi Indonesia bertenor pendek guna meminimalisir risiko.

Menurut Desmon, pasar obligasi dalam negeri bakal volatil sepanjang kuartal I 2017. Tekanan bersumber dari membesarnya inflasi Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, inflasi Tanah Air sepanjang Januari 2017 mencapai 0,97%. Pemerintah berharap target inflasi domestik sebesar 4% - 4,5% tahun ini.

Apalagi Bank Sentral AS (The Fed) berencana mengerek suku bunga acuan sebanyak tiga kali pada tahun 2017. Meskipun pertemuan The Fed pada Rabu (1/2) waktu setempat menggugurkan potensi kenaikan suku bunga dalam waktu dekat sembari memantau kebijakan Trump. "Jika pertemuan The Fed di waktu mendatang menunjukkan sinyal kenaikan suku bunga, pasar obligasi akan tertekan," terkanya.

Namun, apabila pemerintah mampu menjaga stabilitas rupiah, katalis negatif tersebut dapat diredam. Amunisi juga bertambah jika Bank Indonesia (BI) tetap mempertahankan suku bunga di tengah mencuatnya tekanan.

Made memprediksi, yield Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun pada kuartal I 2017 akan berkisar 7,6% - 7,8%. Desmon memproyeksikan, yield SUN 10 tahun pada triwulan pertama 2017 bakal mencapai 7,5% - 7,8%. Pada Kamis (2/2), yield SUN seri acuan bertenor 10 tahun FR0059 tercatat 7,6%.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×