Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan kembali menggelar lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara pada Selasa (7/9). Pada lelang tersebut, diperkirakan jumlah penawaran yang masuk masih akan tetap tinggi mengingat likuiditas pasar saat ini masih berlimpah.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, secara tren, kondisi pasar obligasi saat ini berada dalam kondisi positif. Hal ini tercermin dari hasil lelang SBN dan SBSN yang terus tinggi dalam sebulan terakhir.
“Dari sisi pergerakan yield di pasar sekunder juga relatif stabil dengan kecenderungan menguat di mana hari ini sudah berada di level 6,08% untuk yield acuan 10 tahun. Artinya market saat ini sedang dalam kondisi yang baik, apalagi jika investor asing yang sudah mulai masuk di lelang SBN pekan lalu, juga ikut masuk ke lelang SBSN besok,” kata Ramdhan kepada Kontan.co.id, Selasa (6/9).
Baca Juga: Penawaran lelang SUN rekor tertinggi tahun 2021, ini sebabnya
Di satu sisi, keputusan pemerintah menurunkan tarif pajak penghasilan (PPh) atas bunga obligasi yang diperoleh investor lokal menjadi sebesar 10%, dari tarif sebelumnya yang sebesar 15% dinilai jadi katalis positif. Menurut Ramdhan, relaksasi tersebut menjadi pemanis bagi para investor sehingga akan menambah minat investor terhadap SBN maupun SBSN.
Secara jangka panjang, selain membuat industri obligasi jauh lebih menarik, relaksasi tersebut juga diharapkan bisa semakin memperbanyak likuiditas yang ada di pasar. Oleh karena itu, Ramdhan meyakini nilai penawaran yang masuk pada lelang SBSN esok hari bisa mencapai Rp 50 triliun. Bahkan penawaran berpotensi menembus rekor tertinggi sebesar Rp 56,59 triliun yang terjadi pada 27 Juli silam.
Baca Juga: Cadangan devisa berpotesi naik, rupiah berpeluang menguat pada Selasa (7/9)
“Apalagi saat ini, peminatnya sudah tersebar, kelompok perbankan akan masuk ke tenor pendek-menengah. Lalu kelompok dana pensiun dan asuransi mengincar tenor menengah-panjang untuk optimalkan yield,” imbuh Ramdhan.
Walau begitu, dia meyakini seri PBS0031 dan PBS0032 yang jatuh tempo pada 2024 dan 2026 masih akan jadi yang paling banyak diminati peserta lelang. Sementara untuk yield pada lelang besok, Ramdhan memperkirakan pergerakannya tidak akan berbeda jauh dari posisi saat ini serta akan kompetitif jika melihat tingginya minat dan terbatasnya suplai sukuk negara.
Baca Juga: Pemerintah akan lelang 6 seri SBSN dengan target Rp 10 triliun pada Selasa (7/9)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News