Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah melanjutkan tren penguatan pada perdagangan hari ini, Senin (6/9). Di pasar spot, rupiah berhasil ditutup di level Rp 14.223 per dolar Amerika Serikat (AS) atau menguat 0,28% dibanding level penutupan sebelumnya.
Penguatan juga terjadi di kurs Jisdor Bank Indonesia (BI). Mata uang Garuda ini menguat 0,15% setelah ditutup di level Rp 14.239 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Central Asia David Sumual mengungkapkan, melesetnya data nonfarm payroll (NFP) AS dari perkiraan akan menguatkan kemungkinan Federal Reserve tidak akan menunda pelaksanaan tapering. Hal ini tercermin dari pergerakan pasar modal AS yang sideways dan dolar AS yang melemah terhadap mata uang utama.
Baca Juga: Ekonom Bank Permata prediksi cadangan devisa Agustus 2021 bisa capai US$ 139 miliar
Menurut David, hal ini akan menjadi katalis positif untuk rupiah pada perdagangan Selasa (7/9). Ditambah lagi, dari data dalam negeri akan ada rilis data cadangan devisa bulan Agustus yang yang diperkirakan akan mencatatkan hasil yang positif.
“Ekspor kita beberapa waktu terakhir cukup bagus sehingga akan mendukung cadang devisa, apalagi aliran modal investor asing juga mengalir deras, khususnya di pasar obligasi. Selama tidak ada pembayaran utang, seharusnya data cadangan devisa akan kembali positif dan lebih baik dari bulan sebelumnya,” kata David kepada Kontan.co.id, Senin (6/9).
Baca Juga: IHSG berakhir naik tipis meski berada di zona merah sejak pagi
Walau begitu, rupiah yang sudah menguat dalam seminggu terakhir membuka potensi terjadinya koreksi sewaktu-waktu. David meyakini kemungkinan tersebut belum terlihat pada perdagangan esok karena rupiah masih berpotensi menguat.
Berdasarkan hitungannya, rupiah kemungkinan akan bergerak pada kisaran Rp 14.180 per dolar AS-Rp 14.250 per dolar AS pada perdagangan Selasa (7/9).
Baca Juga: Data tenaga kerja AS melemah, rupiah menguat ke Rp 14.223 per dolar AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News