Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar kripto merespons positif keputusan Federal Reserve (The Fed) untuk mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25% - 4,5% setelah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Januari.
Keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) itu dianggap sebagai sinyal stabilitas likuiditas. Alhasil, Bitcoin berhasil melonjak ke level atas US$ 105.000 pada Kamis (30/1), setelah sebelumnya menyentuh level terendah US$ 101.429.
Keputusan The Fed yang mempertahankan suku bunga tidak hanya berimbas pada Bitcoin tetapi juga pada pasar kripto yang lebih luas. Sikap wait-and-see dari Ketua Fed Jerome Powell juga meredakan kekhawatiran tentang kemungkinan kenaikan suku bunga di masa depan.
Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa DeepSeek Merusak Bitcoin dan Kripto Anda!
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menilai bahwa keputusan The Fed yang menahan suku bunga ini memberikan dorongan positif bagi pasar kripto, terutama Bitcoin. Stabilitas suku bunga menciptakan lingkungan yang lebih menarik bagi investor untuk beralih ke aset berisiko tinggi seperti kripto.
"Investor cenderung mencari peluang di aset yang memberikan imbal hasil lebih besar, terutama dalam kondisi di mana ekspektasi pemangkasan suku bunga masih belum pasti," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (30/1).
Mengutip Coinmarketcap, Jumat (31/1) pukul 21.00 WIB, Bitcoin (BTC) berada di level US$ 104.648. Bitcoin sedikit turun 0,32% dalam 24 jam terakhir dan turun 0,52% dalam 7 hari terakhir.
Fyqieh menyebutkan, salah satu faktor utama yang mendukung kenaikan Bitcoin adalah menurunnya daya tarik investasi di instrumen pendapatan tetap. Dengan suku bunga yang stabil, investor cenderung mencari alternatif dengan potensi keuntungan lebih tinggi, seperti ekuitas dan kripto.
Di sisi lain, pasar ETF Bitcoin-spot di AS juga menunjukkan arus masuk bersih sebesar US$ 120,4 juta pada 29 Januari, menandakan meningkatnya minat investor institusional. Namun, kebijakan kripto dari pemerintah AS juga menjadi faktor yang perlu dicermati.
Perintah eksekutif terbaru Presiden Donald Trump terkait aset digital membentuk Kelompok Kerja Kepresidenan tentang Pasar Aset Digital. Hal ini memunculkan spekulasi tentang kemungkinan pembentukan Cadangan Bitcoin Strategis (SBR) oleh pemerintah AS.
Baca Juga: Tesla Raup Cuan Fantastis! Keuntungan Bitcoin Capai US$600 Juta pada Kuartal IV-2024
Senator Cynthia Lummis juga telah mengajukan Undang-Undang Bitcoin, yang mengusulkan pembelian 1 juta BTC oleh pemerintah AS selama lima tahun. Jika regulasi ini disahkan, maka keseimbangan pasokan-permintaan Bitcoin akan berubah signifikan.
Ekspektasi Pasar Kripto ke Depan
Meski Bitcoin mengalami reli dalam beberapa hari terakhir, investor masih mengamati berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar. Salah satu perhatian utama adalah kemungkinan tekanan politik terhadap The Fed di bawah kepemimpinan Trump.
Beberapa analis memperkirakan bahwa Trump bisa mendorong kebijakan moneter yang lebih akomodatif untuk menurunkan suku bunga, meskipun Powell menegaskan independensi The Fed.
Selain itu, perkembangan di sektor derivatif juga memberikan sentimen positif bagi pasar. CME Group berencana memperkenalkan produk berjangka Bitcoin dan Ether di platform Robinhood, sementara SEC sedang mengevaluasi berbagai proposal ETF kripto, termasuk yang berfokus pada memecoin.
Baca Juga: Bitcoin Naik 2,40% Hari Ini, Simak Cara Jual Beli Aset Kripto lewat Ajaib
Secara teknikal, Fyqieh menganalisis, pergerakan Bitcoin menunjukkan potensi kenaikan lebih lanjut. Breakout dari pola bull flag memberikan indikasi bahwa BTC bisa mencapai level rekor baru dalam beberapa bulan ke depan.
‘’Jika sentimen pasar tetap positif dan tidak ada hambatan regulasi yang signifikan, maka tahun 2025 bisa menjadi momentum bagi Bitcoin untuk mencapai titik tertinggi sepanjang masa," kata Fyqieh.
Fyqieh berujar, keputusan The Fed untuk menahan suku bunga telah memberikan angin segar bagi pasar kripto, dengan Bitcoin mengalami kenaikan signifikan. Sentimen investor juga semakin kuat dengan arus masuk ke ETF Bitcoin-spot dan potensi kebijakan kripto yang lebih akomodatif di bawah pemerintahan Trump.
Selanjutnya: Pelinting Itu Telah Menjadi Penyelia
Menarik Dibaca: Harga Pertamax Naik di Maluku & Papua, Cek Harga BBM Pertamina Per 1 Februari 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News