kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasar equity kebanjiran stimulus dan valuasi murah, MMI: Saatnya investor kembali


Kamis, 05 Maret 2020 / 19:08 WIB
Pasar equity kebanjiran stimulus dan valuasi murah, MMI: Saatnya investor kembali
ILUSTRASI. Market Outlook 2020 oleh PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) di Jakarta (5/3/2020).


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar keuangan kian tertekan oleh sentimen persebaran virus corona, PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) justru sebut sekarang waktu yang tepat bagi investor untuk kembali masuk ke pasar equity. Apalagi, valuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini sudah masuk area bottom line atau cukup murah dikoleksi. 

Deputi CIO Mandiri Investasi Aldo Perkasa mengatakan, kekhawatiran akan sebaran virus Korona baik di global maupun domestik kompak menekan pasar keuangan. Hal ini tampak dari turunnya aset equity, dan pasar investor cenderung beralih ke safe haven seperti emas dan US Treasury.

Baca Juga: MNC Sekuritas memprediksi IHSG besok, Jumat (5/3) melemah

Sebaran virus Korona juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi China, di mana Aldo memperkirakan ekonomi Negeri Tirai Bambu berpotensi turun antara 1% hingga 1,5% jika sebaran virus berkelanjutan. Secara tidak langsung, ekonomi Tanah Air juga akan terdampak dengan potensi penurunan PDB berkisar 0,3% hingga 0,5% sebelum paket stimulus dirilis. 

"China juga berkontribusi 17% terhadap total pertumbuhan ekonomi global, di mana share perdagangan antara 25% hingga 30%. Sehingga di April 2020 tampaknya akan ada penurunan ekonomi 1% hingga 1,5% jika berlangsung panjang," jelas Aldo Kamis (5/3). 

Di sisi lain, dampak pelambatan ekonomi China juga berlanjut ke pelambatan investasi, di mana sebaran virus Korona membuat rencana-rencana investasi dari dan ke China melambat. Ditambah lagi, indeks PMI Negeri Tirai Bambu juga mencatatkan penurunan dari 50 menjadi 40 hingga 35 poin di Februari 2020.

Namun, Aldo menilai tekanan sentimen Korona ke pasar keuangan mulai berhasil tertahan. Hal ini didukung tren penurunan suku bunga acuan oleh bank sentral global dan maraknya paket stimulus yang dikeluarkan oleh banyak negara termasuk Indonesia.

Baca Juga: IHSG diprediksi menghijau pada perdagangan Jumat (6/3), cermati saham-saham ini

Harapannya, berbagai upaya tersebut mampu membuat kondisi pasar ke depan rebound. Apalagi Bank Indonesia (BI) masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga acuannya satu kali lagi yakni 25 basis poin (bps), menyusul langkah The Fed yang lebih dulu memangkas 50bps suku bunga acuannya. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×