kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Pasar dinamis, reksadana campuran bisa jadi pilihan menarik


Senin, 14 Oktober 2019 / 09:46 WIB
Pasar dinamis, reksadana campuran bisa jadi pilihan menarik
ILUSTRASI. Momentum harga saham yang sudah banyak terkoreksi bisa dimanfaatkan investor untuk masuk ke reksadana campuran. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/15/09/2019


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek reksadana campuran masih menarik di tengah fluktuasi pasar saham dan tingginya bunga obligasi. Kondisi tersebut justru bisa dimanfaatkan bagi investor untuk mulai masuk pada reksadana campuran yang lebih banyak menempatkan dananya di saham.

Momentum harga saham yang sudah banyak terkoreksi bisa dimanfaatkan investor untuk masuk ke reksadana campuran. Meskipun Direktur Utama Avrist Asset Management Hanif Mantiq mengakui sepanjang year to date (ytd), kinerja reksadana pendapatan tetap masih lebih unggul. "Produk campuran masih menarik. Jika awal tahun banyak di pendapatan tetap," ungkap Hanif kepada Kontan.co.id, Minggu (13/10).

Menurut Hanif, produk reksadana campuran yang menarik saat ini adalah yang lebih banyak menempatkan porsi investasinya di saham. Bahkan, dia menyarankan agar porsi saham ditambah ketika pasar saham sedang terkoreksi.

Produk reksadana campuran yang menetapkan bobot alokasi saham lebih besar dianggap sebagai pilihan yang menarik ketimbang obligasi. Berkaca pada kondisi saat ini, Hanif memperkirakan return yang bisa diperoleh investor sampai akhir tahun dari reksadana campuran bisa mencapai 6% hingga 8%.

Baca Juga: Kapitalisasi Pasar Emiten Big Cap Menyusut, BBCA Masih Jawara premium

Sedangkan Direktur Batavia Prosperindo Yulius Manto menilai produk reksadana campuran jadi pilihan yang tepat sekaligus fleksibel di tengah kondisi pasar yang cenderung dinamis saat ini dan ke depan.

"Tentunya untuk menyesuaikan kondisi yang ada. Kalau reksadana pendapatan tetap dalam kondisi seburuk-buruknya produk tersebut harus tetap punya 80%  alokasi di obligasi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (12/10).

Sebaliknya, untuk reksadana campuran yang cenderung fleksibel manajer investasi bisa merancang asset class disesuaikan dengan kondisi pasar yang ada. Artinya, ketika performa obligasi tengah memburuk maka bobot bisa diturunkan, begitu juga dengan saham.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×