Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Emiten pelat merah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mencatatkan kinerja yang gemilang pada semester pertama tahun ini. KAEF membukukan pertumbuhan laba bersih 28% dari Rp 77,44 miliar di periode enam bulan pertama tahun lalu menjadi Rp 93,59 miliar.
Pencapaian tersebut karena pendapatan bersih dari KAEF juga tumbuh 18% di semester pertama tahun ini Rp 2,49 triliun dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp 2,11 triliun.
Dari total pendapatan semester pertama, obat generik berkontribusi cukup besar yaitu Rp 1,17 triliun, lalu diikuti obat over the counter (OTC) Rp 530,3 miliar, dan obat ethical lisensi dan narkotika Rp 467 miliar, serta bahan baku dan alat kesehatan, jasa klinik dan laboratorium klinik.
Reza Priyambada, Kepala riset NH Korindo Securities melihat pencapaian KAEF ini sangat bagus di tengah masih adanya anggapan bahwa daya beli masyarakat masih belum membaik terutama di bidang farmasi.
Reza menilai kontribusi obat generik dan obat ethical lisensi dan narkotika yang masih cukup besar terhadap total pendapatan KAEF, maka bisa dikatakan kebutuhan akan obat-obat itu tergolong tinggi, "Kita lihat bagus buat perseroan dapat menguasai pasar obat generik dan obat ethical di dalam negeri," ujar Reza kepada KONTAN, Kamis (4/8).
Ditambah gerai apotik yang dimiliki KAEF saat ini juga turut membantu perseroan dalam mendistribusikan produknya. Sampai saat ini KAEF memiliki kurang lebih 736 apotek, 332 klinik kesehatan, dan 43 laboratorium.
"Kerja sama dengan beberapa rumah sakit untuk menyalurkan obat antibiotiknya juga cukup membantu kinerja perseroan di tahun ini," kata Reza.
Lebih lanjut, tahun ini KAEF masih berpeluang untuk membuka beberapa gerai apotek lagi. Reza mengatakan untuk membuka gerai tidak dibutuhkan dana yang terlalu besar. Sentimen lain bagi KAEF di tahun ini adalah ekspansi pembangunan fasilitas pabrik di Banjaran, pabrik garam farmasi tahap kedua, dan pabrik rapit tes pertama, dan pabrik bahan baku obat pertama.
Tahun ini KAEF menganggarkan belanja modal sekitar Rp 958 miliar. Sumber pendanaan tersebut berasal dari kas perusahaan, pinjaman bank Rp 1 triliun dan pinjaman medium term notes (MTN) senilai Rp 300 miliar. Sebelumnya, KAEF berencana untuk menerbitkan right issue Rp 1 triliun, tetapi ditunda sampai paruh pertama tahun depan.
Dengan rencana pengembangan dan ekspansi yang dilakukan KAEF tahun ini, Reza melihat semuanya akan memberikan kontribusi yang positif terhadap pendapatan perseroan di masa-masa mendatang.
Renaldy Effendy, analis Bahana Securities dalam risetnya pada Rabu (27/7) lalu memprediksi sepanjang tahun 2016, KAEF mampu tumbuh double digit seperti yang sudah terjadi di semester pertama tahun ini.
Optimisme berasal dari permintaan domestik yang diprediksi akan tumbuh cukup signifikan seiring dengan kondisi ekonomi yang lebih baik dan pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN).
"Kami masih memprediksi laba bersih per saham bisa tumbuh 11% di tahun ini," kata Renaldy.
Sementara rencana pembentukan induk usaha holding badan usaha milik negara (BUMN) farmasi yang masih terus bergulir, Reza melihat efeknya ke KAEF belum terlihat. "Belum jelas juga akhirnya seperti apa," tambahnya.
Yang jelas, ada dan tanpa holding menurut Reza, KAEF masih bisa mengembangkan potensi pangsa pasarnya di obat generik. Misalnya dengan mengakuisisi perusahaan farmasi lain, dan atau penambahan gerai apoteknya. Pengembangan atau ekspansi yang dilakukan perseroan juga tergantung pada dana yang dimiliki KAEF.
Reza juga melihat sepertinya pasar memiliki persepsi bahwa dengan pembentukan holding farmasi tersebut, kinerja KAEF bisa lebih efisien dan lebih terpantau.
Renaldy memproyeksi hingga akhir tahun KAEF bisa mengantongi pendapatan Rp 5,5 triliun dan laba bersih Rp 277 miliar. Sementara Reza optimis KAEF bisa tumbuh 18-20% sampai akhir tahun untuk pendapatan dan laba bersih.
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri merekomendasikan beli saham KAEF dengan target harga Rp 1.700. Lucky Bayu, analis Danareksa Sekuritas merekomendasikan beli dengan target yang sama Rp 1.700.
Sementara Reza juga merekomendasikan beli saham KAEF dengan rentang harga Rp 1.680 - Rp 1.700. Pada perdagangan kemarin (4/8) harga saham KAEF naik 5,15% menjadi Rp 1.530.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News