Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pembentukan induk usaha holding badan usaha milik negara (BUMN) farmasi terus bergulir. PT Biofarma semakin dekat menyandang status induk yang membawahi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF).
"Arahnya seperti itu, KAEF dan INAF akan dikonsolidasikan," ujar sumber KONTAN yang mengetahui rencana ini.
Secara teknis memang akan lebih mudah jika Biofarma yang menjadi holding. Sebab, proses teknis holding akan lebih sederhana. Saham pemerintah yang ada di KAEF dan INAF bisa langsung dipindahkan ke Biofarma.
Lain halnya jika yang menjadi holding adalah perusahaan yang sudah go public. Jika KAEF yang menjadi holding, maka perlu ada skema minimal private placement. Artinya, ada harga dalam proses ini.
Belum tentu KAEF merasa cocok dengan harga yang ditawarkan INAF. "Jadi, prosesnya justru malah lebih kompleks," ujar si sumber.
Analis Minna Padi Investama Clement Hardjono menilai, sejatinya pembentukan holding BUMN ini positif. Biofarma kuat dengan bisnis vaksin. KAEF dan INAF juga kuat dari produk obat generik, apalagi KAEF yang juga sudah memiliki kekuatan jaringan distribusi.
"Dengan kelebihannya masing-masing, maka pembentukan holding ini akan membentuk sinergi yang kuat," ujar Clement, kepada KONTAN, Minggu (17/7).
Di sisi lain, pembentukan holding juga dapat membentuk perusahaan dengan market cap yang lebih besar. "Sehingga, hal ini akan menarik bagi investor institusi," kata Clement. Kinerja saham dua emiten farmasi BUMN sepanjang tahun ini pun menggiurkan.
Hingga penutupan akhir pekan lalu harga KAEF nongkrong di di Rp 1.170 per saham, menanjak 34,48% dibandingkan akhir tahun 2015. Sedangkan harga saham INAF justru meroket 769% pada periode yang sama dan tutup pada Rp 1.460 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News