Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Yudho Winarto
Kinerja ADRO
ADRO membukukan kenaikan laba bersih hingga 69,75% menjadi US$ 97,13 juta pada kuartal I-2017. Adapun laba inti atau laba yang dihasilkan bisnis inti setelah pajak naik 63% year on year (yoy) menjadi US$ 132 juta.
Kenaikan ini ditopang oleh kenaikan harga jual rata-rata batubara sebesar 39% yang membuat pendapatan melambung 24% (yoy) menjadi US$ 727 juta.
Padahal, selama periode itu, produksi batubara emiten ini menyusut 6% (yoy) menjadi 11,86 ton akibat cuaca buruk. Sementara itu volume penjualan ADRO menurun sekitar 13% (yoy) menjadi 12,03 ton.
Ke depan, kinerja ADRO diprediksi akan semakin gemilang seiring dengan ada tanda-tanda meredanya cuaca buruk. Andy menargetkan sepanjang tahun 2017 dan 2018 laba bersih yang akan didapat ADRO masing-masing sebesar US$ 391,9 juta dan US$ 499,8 juta.
Analis Mandiri Sekuritas Ariyanto Kurniawan memprediksi produksi batubara ADRO sepanjang tahun 2017 yaitu sebesar 53 juta ton sejalan dengan target yang ditetapkan ADRO yaitu antara 52 juta ton sampai 54 ton. Target yang diperkirakan Ariyanto lebih tinggi sedikit dibandingkan produksi batubara tahun 2016 sebesar 52,6 juta ton.
Menurut Andy pada kuartal I-2017 pendapatan domestik ADRO meningkat menjadi 30% terhadap total pendapatan dari periode sebelumnya 24,5%. Hal ini karena porsi penjualan domestik diperbesar seiring dengan ambisi ADRO yang ingin memenangkan semua proyek pembangkit listrik. "Dalam jangka panjang porsi penjualan domestik dan ekspor akan menjadi 50 : 50," ujar Andy.
Bongkahan dan galian dengan kandungan batubara (stripping ratio) pada kuartal I-2017 meningkat menjadi 4.6x dibanding kuartal sama tahun 2016 sebesar 4.2x, ini membuat biaya operasional lebih tinggi. "Tren kenaikan biaya produksi terjadi kepada seluruh penambang batubara akibat dari stripping ratio lebih tinggi," Aryanto.
Namun menurut Kurniawan berkat efisiensi yang dilakukan ADRO, EBITDA meningkat sebesar 44% melebihi pertumbuhan pendapatan. Dengan keuntungan tersebut, ADRO dapat melunasi utang bank sejumlah US$ 31 juta dan dapat mengurangi utang bersih sebesar 63% (yoy) menjadi US$ 299 juta.
Andy merekomendasikan buy dengan target harga Rp 2.425, Kurniawan merekomendasikan buy dengan target harga Rp 2.080 dan Ariyanto merekomendasikan neutral dengan target harga Rp 2.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News