kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.820   -41,00   -0,24%
  • IDX 6.442   73,17   1,15%
  • KOMPAS100 923   0,44   0,05%
  • LQ45 723   -0,82   -0,11%
  • ISSI 202   3,78   1,91%
  • IDX30 377   -0,84   -0,22%
  • IDXHIDIV20 459   0,93   0,20%
  • IDX80 105   -0,21   -0,20%
  • IDXV30 112   0,60   0,54%
  • IDXQ30 124   -0,13   -0,11%

Pandu Sjahrir Buka-bukaan Soal Danantara Siap Jadi Liquidity Provider di Bursa


Senin, 14 April 2025 / 13:20 WIB
Pandu Sjahrir Buka-bukaan Soal Danantara Siap Jadi Liquidity Provider di Bursa
ILUSTRASI. BPI Danantara siap menjadi penyedia likuiditas alias liquidity provider di pasar modal Indonesia.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) siap menjadi penyedia likuiditas alias liquidity provider di pasar modal Indonesia. Danantara kini tengah menggodok alokasi dana untuk suntikan ke pasar modal.

Chief Investment Officer BPI Danantara Pandu Sjahrir mengatakan, langkah tersebut diambil sebagai bagian dari strategi diversifikasi investasi serta penguatan peran investor institusional domestik.

Kata Pandu, Danantara memang tengah menggodok rencana penempatan dana hasil dari setoran dividen yang bakal diterima akhir bulan April 2025. Pasar modal dan pasar saham masuk dalam opsi penempatan dana itu.

Baca Juga: OJK Dukung Optimalisasi Pengelolaan BUMN Melalui BPI Danantara

“Nanti dividen akhir bulan ini masuk ke kami. Dari situ kami harus mulai alokasikan uangnya ke mana,” ujarnya saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (14/4).

Berdasarkan catatan KONTAN, Danantara diproyeksikan bakal dapat guyuran dividen Bank BUMN sebesar Rp 59,11 triliun pada akhir April 2025. Danatara juga menargetkan dividen setidaknya US$ 8 miliar dalam setahun.

Menurut Pandu, investasi di pasar modal merupakan cara paling cepat, namun hal itu tetap tergantung pada sejumlah rencana proyek yang tengah didiskusikan maupun digarap.

“Semalam Pak Prabowo sudah bicara dengan Qatar untuk melakukan investment fund, ada US$ 4 miliar dari AS, US$ 2 miliar dari Qatar, dan US$ 2 miliar dari kita. Itu nanti proyek-proyeknya untuk masuk ke Indonesia,” paparnya.

Investasi itu nantinya, kata Pandu, akan fokus ke proyek di ketahanan pangan, ketahanan energi, downstream, infrastruktur digital, sektor kesehatan, dan hospitality. 

Meskipun tidak menyebutkan secara spesifik, tetapi Danantara bakal fokus investasi di sektor yang memberikan imbal hasil tinggi. Total emiten yang telah tergabung ke Danantara sekitar 18 emiten, termasuk BUMN. 

Baca Juga: Prabowo Sebut Qatar Komitmen Investasi US$ 2 Miliar untuk Danantara

“Kami harus membuat perusahaan-perusahaan BUMN besar. Kami harus konsolidasikan sebagian besar aset-aset tersebut,” ujarnya.

Pandu menjelaskan, perang dagang akibat kebijakan tarif Pemerintah Amerika Serikat (AS) juga akan berdampak ke pasar Indonesia. 

Namun, tadi malam Presiden AS Donald Trump berbicara bahwa sekarang elektronik tidak termasuk ke dalam tarif. Trump juga membuka opsi untuk berunding dengan Presiden China Xi Jinping. 

Hal itu pun bisa jadi sinyal meredanya ketegangan perang tarif. 

“Menurut saya, itu langkah yang baik, terlihat dari pasar modal hari ini juga naik hampir 1%. Perang dagang secara keseluruhan malah membuat Indonesia fokus ke diri sendiri,” ungkapnya.

Di tengah ketegangan itu, investor asing sedang aktif mencari cara untuk tetap bisa mendulang cuan. 

Baca Juga: Danantara Bakal Dapat Guyuran Dividen Bank BUMN Rp 59,11 Triliun pada Akhir April

Pandu mengaku telah berbincang dengan sejumlah investor kakap asal AS dan mendapatkan informasi bahwa mereka tengah pusing di kondisi ini.

Indonesia, kata Pandu, dilihat para investor punya iklim politik dan kebijakan yang relatif bersih. Sebab, kebijakan pemerintah saat ini fokus ke bidang ketahanan pangan dan ketahanan energi. “Mereka bilang;Yuk bikin fund bersama, saya masukin (investasi) deh buat Indonesia,. Itu salah satunya,” tuturnya.

Lebih lanjut, Pandu menegaskan Danantara akan terus fokus membawa investasi untuk masuk ke Indonesia. Investasi dengan partner juga harus ada transfer pengetahuan dan teknologi yang memberikan nilai tambah ke Indonesia.

“Bukan hanya buka pabrik, habis itu jual lagi keluar, itu tidak membawa nilai tambah. Jadi, harus membawa nilai tambah tertentu yang bisa meningkatkan productivity dan output,” paparnya.

Selanjutnya: Situasi Global Memanas Efek Perang Dagang Bisa Berimbas ke Sektor Perkantoran

Menarik Dibaca: Tangerang Hujan Hingga Sore, Simak Prakiraan Cuaca Besok (15/3) di Banten

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×