kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pandemi virus corona (Covid-19) mengerek pendapatan emiten sektor telekomunikasi


Minggu, 09 Agustus 2020 / 20:38 WIB
Pandemi virus corona (Covid-19) mengerek pendapatan emiten sektor telekomunikasi
ILUSTRASI. Pandemi virus corona (Covid-19) mengerek pendapatan emiten sektor telekomunikasi


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona yang menekan berbagai lini bisnis nyatanya justru menjadi katalis positif bagi emiten sektor telekomunikasi. Dengan penerapan kebijakan Work from Home (WFH) dan School from Home (SFH), penggunaan data dan internet pun meningkat sehingga menjadi katalis positif untuk sektor telekomunikasi.

Sepanjang paruh pertama tahun ini, secara umum pendapatan sektor telekomunikasi mengalami kenaikan. PT Indosat Tbk (ISAT) misalnya, emiten ini berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 13,45 triliun. Perolehan tersebut naik 9,4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 12,39 triliun.

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) juga berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan pada semester I-2020. FREN mengantongi pendapatan sebesar Rp 4,30 triliun atau naik 41,98% secara year on year (yoy). 

Baca Juga: TOWR Tetap Ekspansif, Belanja Modal Sudah Terserap 65%

Sementara PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) justru mengalami penurunan pendapatan. TLKM tercatat memperoleh pendapatan konsolidasi sebesar Rp 66,85 triliun pada enam bulan terakhir. Jumlah tersebut turun tipis dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya di mana TLKM mencatatkan Rp 69,34 triliun.

Sedangkan PT XL Axiata Tbk (EXCL) hingga saat ini belum merilis laporan keuangan semester I-2020. Namun, pendapatan EXCL pada kuartal I-2020 mengalami kenaikan sebesar 9% menjadi Rp 6,4 triliun.

Analis Kresna Sekuritas Etta Rusdiana Putra mengatakan perbedaan kinerja emiten telekomunikasi pada semester I mengindikasikan ketatnya kompetisi. Hal tersebut tercermin dari kinerja pemain yang lebih kecil seperti ISAT dan FREN berhasil menunjukkan perbaikan kinerja sementara pemain besar seperti TLKM justru kesulitan menjaga pertumbuhan pendapatan.

“Perbedaan kinerja antara pemain besar dan pemain kecil ini mengindikasikan konsumen masih sensitif dengan harga, terlebih ketika ekonomi sedang melambat seperti saat ini. Dengan kompetisi semakin ketat, efisiensi jaringan dan operasional akan menjadi penentu bagi kelangsungan bisnis emiten telekomunikasi,” ujar Etta kepada Kontan.co.id, Sabtu (8/8).

Baca Juga: Turun tipis, Telkom cetak pendapatan Rp 66,9 triliun dan laba bersih Rp 10,99 triliun

Etta melihat hal ini tercermin dari kinerja TLKM yang berhasil menjaga laba bersih karena mencatatkan penurunan beban operasional sebesar 25% secara year on year. Sementara ISAT dari segi beban operasional hanya turun 1,52% sedangkan FREN justru naik 11,83%. 

Sementara analis Samuel Sekuritas Selvi Ocktaviani mengatakan sejatinya TLKM bisa membukukan kenaikan laba bersih pada paruh pertama ini. 

“Hal tersebut disebabkan TLKM kembali mencatatkan rugi penurunan nilai investasi atas kepemilikan di Tiphone (TELE) sebesar IDR 342 miliar. Jika tidak disertai rugi ini, sebenarnya TLKM dapat mencatatkan peningkatan laba,” ujar Selvi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×