Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar modal masih berpotensi untuk bergerak fluktuatif hingga awal kuartal IV/2021. Beberapa faktor yang berpotensi mempengaruhi diantaranya yaitu sentimen Evergrande dan juga tapering off oleh The Fed.
Dalam riset mingguannya, Infovesta melihat, Evergrande yang merupakan perusahaan pengembang properti China yang mengalami kesulitan likuiditas sehingga risiko gagal bayar hutang sebesar US$ 305 miliar pun meningkat.
Selain itu, Fitch Ratings turut memangkas proyeksi pertumbuhan China dari 8,4% menjadi 8,1% akibat perlambatan di sektor properti di mana sejak awal tahun hingga kuartal II/2021 jumlah obligasi korporasi China tercatat default mencapai US$ 18 miliar.
Baca Juga: Sempat ada penarikan besar-besaran, begini perjalanan industri reksadana
Berikutnya, Infovesta mengamati, The Fed menyatakan bahwa akan segera mengurangi pembelian bulanan obligasi sebesar US$ 120 miliar apabila terdapat satu lagi laporan pekerjaan yang baik sebagai tanda bahwa ekonomi siap untuk pengurangan stimulus.
“Pengurangan stimulus juga diiringi dengan kenaikan suku bunga yang menyusul sebelum tahun 2022. Namun, hal ini belum mempengaruhi investor asing karena selama sepekan lalu masih mencatatkan net buy sebesar Rp 2,50 triliun,” dalam risetnya.
Dari dalam negeri, Infovesta melihat Bank Indonesia (BI) sendiri masih mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo rate di level 3,5% pada bulan September 2021 dan juga kasus Covid-19 yang terus mengalami penurunan kasus setiap harinya diiringi dengan level PPKM yang terus menurun.
Baca Juga: Investor Reksadana Kian Cerdas, Tak Gampang Panik Lagi
Dengan demikian, pergerakan pasar saham maupun obligasi domestik masih akan fluktuatif namun masih optimis hingga akhir tahun 2021,” jelas Infovesta.
Pasalnya, dalam amatan Infovesta, selama satu bulan terakhir pasar obligasi dan saham Indonesia mencatatkan kinerja positif. Kinerja pasar obligasi pemerintah (Infovesta Government Bond Index) dan korporasi (Infovesta Corporate Bond Index) tercatat masing-masing naik sebesar 0,75% dan 0,41%.
Hal ini sejalan dengan pasar saham yang tercermin melalui IHSG naik sebesar 0,91% dan LQ45 yang juga mengalami rebound dan mencatatkan kinerja positif sebesar 1,20%.
Infovesta menilai, investor tidak perlu terlalu khawatir terhadap sentimen Evergrande maupun tapering off yang masih membayangi dan dapat mempertimbangkan berinvestasi pada reksa dana berbasis saham kapitalisasi besar seiring dengan pemulihan ekonomi Indonesia.
Selain itu, menurut Infovesta, investor juga masih dapat mempertahankan portfolio reksa dana pendapatan tetap karena tingkat suku bunga acuan di Indonesia sendiri masih dipertahankan di level rendah.
Selanjutnya: Industri asuransi syariah catatkan pertumbuhan hasil investasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News