kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45911,43   10,04   1.11%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pan Brothers (PBRX) siapkan belanja modal US$ 15 juta buat 2020


Selasa, 17 Desember 2019 / 18:01 WIB
Pan Brothers (PBRX) siapkan belanja modal US$ 15 juta buat 2020
ILUSTRASI. Buruh konveksi PT Pan Brothers Tbk (PBRX) di Tangerang./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/05/03/2013.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen garmen PT Pan Brothers Tbk (PBRX) anggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun depan sebesar US$ 15 juta. Adapun belanja modal tahun depan  lebih besar dibanding tahun ini yang sebesar US$ 11 juta sampai US$ 12 juta.

Vice Chief Executive Officer Pan Brothers, Anne Patricia Sutanto menjelaskan, sampai dengan kuartal III 2019 PBRX telah menyerap 90% belanja modal tahun ini.

"Rata-rata serapan capex di tahun ini  90% dan sudah dibelanjakan," jelasnya saat paparan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (17/12).

Kendati sudah dibelanjakan, Anne menjelaskan belanja tersebut ada beberapa yang masih pre-order sehingga perusahaan masih menunggu barang dikirim dan diinstall.

Baca Juga: Intip serba serbi bisnis B2B Zilingo

Di tahun ini, Pan Brothers sudah mulai melakukan pengujian aplikasi mesin baru (prototyping) beberapa pabrik untuk menyongsong industri 4.0 .

Di tahun depan, Pan Brothers telah menyiapkan belanja modal sebesar US$ 15 juta dari dana internal perusahaan.

Nah, capex yang disiapkan di tahun depan untuk menambah kapasitas melalui otomatisasi, digitalisasi, dan up skilling di seluruh lini personal yang ada.

Anne bilang belanja modal akan digunakan untuk mendanai sebagian pabrik Pan Brothers yang sudah dianggap siap untuk  prototyping.

"Pan Brothers akan membangun sistem yang mampu memfasilitasi hingga dua shift produksi dari yang saat ini baru satu shift," ujarnya. 

Selain itu, Anne menjelaskan Pan Brothers juga akan menggunakan sebagian dana capex untuk membuat sistem otomasi untuk beberapa pekerjaan yang sebelumnya dilakukan normal.

Baca Juga: Pelaku industri garmen kian semakin gencar manfaatkan teknologi

Anne mencontohkan  akan lakukan otomasi pemotongan pola (cutting) dan beberapa panel-panel produksi. 

Anne berharap dengan upgrade mesin, Pan Brothers bisa menghemat pengeluaran energi. Selain itu, sejalan dengan penambahan shift kerja, tentunya akan menambah kapasitas produksi menjadi 20% hingga 30%.

Anne memastikan adanya upgrade mesin menjadi otomasi, tidak akan menggerus pekerja yang ada. Sebab masih banyak pola (pattern) baju yang rumit sehingga membutuhkan kemampuan fleksibel penjahit.

Bahkan katanya kalau dua shifting sudah sukses terealisasi di seluruh pabrik dan jumlah produksi telah bertambah pesat, ada kemungkinan jumlah pekerja akan bertambah. "Dari yang ada saat ini sebanyak 38.000 orang bisa bertambah hingga 45.000 - 50.000 orang," ujarnya.

Baca Juga: Bisnis Pan Brothers (PBRX) Menebal di Musim Dingin

Anne juga bilang, belanja modal akan digunakan untuk penambahan fisik PT Teodore Pan Garmindo di Tasik sebesar 6 juta pcs/ tahun.

Selain itu, Pan Brothers berencana melakukan pembangunan pabrik tahap kedua PT Eco Smart Garment Indonesia (ESGI) yang tertunda ke 2020 dengan target tambahan kapasitas 21 juta pcs/tahun. Oleh karenanya secara total kapasitas ESGI akan menjadi 48 juta pcs per tahun yang aktif di 2021.

Selain untuk melakukan otomasi, Pan Brothers juga akan mengakuisisi sistem Radio frequency identification (RFID) flow sebagai software platform. Anne menjelaskan sistem tersebut akan menghubungkan seluruh data dari 25 pabrik milik Pan Brothers.

Baca Juga: Hingga kuartal III 2019, Pan Brothers (PBRX) sudah penuhi 73,13% target penjualan

Alhasil Pan Brothers bisa menganalisa kinerja real dan dibandingkan dengan target yang dipatok perusahaan.

Anne mengakui seluruh upaya yang dilakukan Pan Brothers saat ini untuk mempersiapkan shifting bisnis tekstil dunia yang awalnya berpusat di China menjadi ke Indonesia, Vietnam, dan Bangladesh.

Anne menjelaskan hal ini jelas terlihat lambat laun market share China yang tadinya 50% mulai turun di 2018 menjadi 31%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×