Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen garmen PT Pan Brothers Tbk (PBRX) anggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun depan sebesar US$ 15 juta. Adapun belanja modal tahun depan lebih besar dibanding tahun ini yang sebesar US$ 11 juta sampai US$ 12 juta.
Vice Chief Executive Officer Pan Brothers, Anne Patricia Sutanto menjelaskan, sampai dengan kuartal III 2019 PBRX telah menyerap 90% belanja modal tahun ini.
"Rata-rata serapan capex di tahun ini 90% dan sudah dibelanjakan," jelasnya saat paparan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (17/12).
Kendati sudah dibelanjakan, Anne menjelaskan belanja tersebut ada beberapa yang masih pre-order sehingga perusahaan masih menunggu barang dikirim dan diinstall.
Baca Juga: Intip serba serbi bisnis B2B Zilingo
Di tahun ini, Pan Brothers sudah mulai melakukan pengujian aplikasi mesin baru (prototyping) beberapa pabrik untuk menyongsong industri 4.0 .
Di tahun depan, Pan Brothers telah menyiapkan belanja modal sebesar US$ 15 juta dari dana internal perusahaan.
Nah, capex yang disiapkan di tahun depan untuk menambah kapasitas melalui otomatisasi, digitalisasi, dan up skilling di seluruh lini personal yang ada.
Anne bilang belanja modal akan digunakan untuk mendanai sebagian pabrik Pan Brothers yang sudah dianggap siap untuk prototyping.
"Pan Brothers akan membangun sistem yang mampu memfasilitasi hingga dua shift produksi dari yang saat ini baru satu shift," ujarnya.
Selain itu, Anne menjelaskan Pan Brothers juga akan menggunakan sebagian dana capex untuk membuat sistem otomasi untuk beberapa pekerjaan yang sebelumnya dilakukan normal.
Baca Juga: Pelaku industri garmen kian semakin gencar manfaatkan teknologi
Anne mencontohkan akan lakukan otomasi pemotongan pola (cutting) dan beberapa panel-panel produksi.
Anne berharap dengan upgrade mesin, Pan Brothers bisa menghemat pengeluaran energi. Selain itu, sejalan dengan penambahan shift kerja, tentunya akan menambah kapasitas produksi menjadi 20% hingga 30%.
Anne memastikan adanya upgrade mesin menjadi otomasi, tidak akan menggerus pekerja yang ada. Sebab masih banyak pola (pattern) baju yang rumit sehingga membutuhkan kemampuan fleksibel penjahit.