Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah makin perkasa menghadapi dolar Amerika Serikat (AS) pekan ini. Jumat (20/9), kurs rupiah spot ditutup pada Rp 15.150 per dolar AS.
Kurs rupiah menguat 0,58% ketimbang penutupan perdagangan kemarin di Rp 15.239 per dolar AS. Dalam sepekan, kurs rupiah spot menguat 1,64% dari Rp 15.402 per dolar AS pada Jumat (13/9) lalu.
Kurs rupiah sempat melonjak hingga 1% pada hari ini ke Rp 15.080 per dolar AS sebelum mempersempit penguatan. Kurs rupiah pun mencapai titik terkuat sejak awal Agustus 2023 atau dalam 13 bulan terakhir.
"Penguatan rupiah didukung oleh minat yang kuat pada obligasi negara Indonesia," kata Alan Lau, currency strategist Maybank di Singapura seperti dikutip Bloomberg.
Baca Juga: Suku Bunga BI dan The Fed Turun, OJK: Ini Jadi Keuntungan Perbankan
Dia menambahkan bahwa Bank Indonesia juga berada di posisi yang lebih baik ketimbang bank-bank sentral negara lain dalam melonggarkan kebijakan. Hal ini menambah minat atas instrumen investasi di Indonesia.
Harga obligasi negara menguat dalam beberapa hari terakhir sehingga menambah potensi capital gain di instrumen obligasi. Bloomberg mencatat, aliran dana asing di pasar obligasi positif dalam lima bulan berturut-turut.
Rupiah menjadi mata uang Asia paling kuat di perdagangan terakhir pekan ini. Penguatan rupiah diikuti oleh ringgit Malaysia, rupee India, baht Thailand, yuan China, dan dolar Hong Kong.
Baca Juga: Perkasa, Rupiah Spot Menguat 0,93% ke Rp 15.098 Per Dolar AS, Jumat (20/9) Siang
Sementara yen Jepang melemah 0,70% terhadap dolar AS. Pelemahan yen diikuti oleh won Korea, dolar Taiwan, peso Filipina, dan dolar Singapura.
Secara mingguan, penguatan rupiah masih kalah ketimbang ringgit yang menguat 2,47%. Peso Filipina mencatat penguatan terbesar ketiga di Asia dengan kenaikan 0,66%.
Sementara indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia sore ini menguat tipis ke 100,70 dari posisi kemarin di 100,61. Indeks dolar melemah 0,40% dalam sepekan terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News