Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Paket kebijakan ekonomi jilid II oleh pemerintah menjadi bantalan bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Selama sepekan, IHSG melemah tipis 0,04%.
Tapi, pada penutupan perdagangan Jumat (2/10), IHSG anjlok 1,11% ke 4.207,80.
Muhammad Wafi, Analis Bahana Securities, memaparkan selama tiga hari IHSG reli naik akibat rilis paket kebijakan ekonomi jilid II yang direspon positif oleh pasar. Di sisi lain terdapat sentimen eksternal yaitu penguatan harga komoditas.
Namun Wafi menilai, investor belum percaya diri berinvestasi dalam jangka waktu lama. Khususnya, investor asing.
Terlihat, investor asing mencatatkan net buy Rabu, tapi kembali net sell Kamis, dan kembali net buy Rp 61 miliar pada Jumat.
Lanjar Nafi Taulat, Analis Reliance Securities, menilai, pengerakan IHSG yang mencoba break out level 4.000 diselamatkan oleh pengumuman paket kebijakan ekonomi jilid II.
Sayang, IHSG melemah akibat profit taking. Market menunggu data non-farm payroll Amerika Serikat (AS) per September. Data ini menjadi petunjuk kuat bagi arah suku bunga acuan AS.
Pergerakan IHSG sepekan ke depan akan lebih dipengaruhi oleh data-data domestik antara lain data penjualan eceran dan data cadangan devisa.
Lanjar memprediksi, IHSG cenderung menguat, dengan rentang pergerakan antara 4.100 – 4.425.
Sementara, Wafi memprediksi pekan depan, IHSG akan melemah di awal pekan tapi bisa menguat pada pertengahan sampai akhir pekan setelah pengumuman paket kebijakan ekonomi jilid III. Wafi meramal, IHSG akan bergerak dalam rentang 4.100 sampai 4.385 dalam sepekan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News