kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa AS didorong saham energi dan komoditas


Sabtu, 03 Oktober 2015 / 08:19 WIB
Bursa AS didorong saham energi dan komoditas


Sumber: Bloomberg | Editor: Sanny Cicilia

NEW YORK. Bursa Amerika Serikat melanjutkan penguatan pada perdagangan Jumat (2/10) ditopang saham-saham energi dan komoditas mentah. Sementara itu, investor mulai menghitung ulang dampak ekonomi terhadap ketenagakerjaan.

Standard & Poor's Index menguat 1,4% menjadi 1.951,36 pada pukul 4 sore waktu setempat. Di awal perdagangan, S&P sempat melorot 1,6%, dan penutupan indeks menjadi rebound intraday terbesar sejak Oktober 2011. 

Dow Jones Industrial Average bertambah 200,36 poin atau 1,2% menjadi 16.472,37. Sedangkan Nasdaq Composite Index menguat 1,7%. 

Sekitar 8,3 miliar saham diperdagangkan di bursa AS kemarin, atau sekitar 14% di atas rata-rata harian dalam tiga bulan terakhir. 

Saham-saham perusahaan energi dan komoditas mentah memimpin penguatan. Newmont Mining Corp memanjat 7,8%, terdorong reli terbaik harga emas dalam enam pekan terakhir. Sektor energi melompat 4,2% setelah perusahaan pengebor minyak menahan investasi mesin rig dan memberi sinyal akan mengurangi produksi. 

Pembenaran The Fed

Kemarin, pemerintah AS mengumumkan, hanya ada penambahan 142.000 pekerja selama September, lebih kecil daripada perkiraan pasar. Tingkat pengangguran stagnan di level 5,1%.

Kondisi ini seakan membenarkan langkah Gubernur Federal Reserve Janet Yellen yang belum jadi menaikkan bunga acuan AS bulan lalu. Pasar dan The Fed melihat, pelambatan ekonomi global, penguatan dollar akan menekan ekspor, sehingga perusahaan manufaktur akan berpikir dua kali sebelum menambah tenaga kerja. 

Sebelumnya, The Fed menilai perekonomian AS sudah cukup kuat sehingga kenaikan bunga akan dilakukan tahun ini. Sebanyak 34% responden Bloomberg masih yakin, The Fed menaikkan bunga tahun ini, turun dari 45% pada bulan lalu. 

"Satu laporan ketenagakerajaan ini tak akan mengubah pandangan besar tentang ekonomi AS. Tapi ini jelas akan berlangsung lebih lama dan sepertinya data tidak menentu lebih sering keluar seiring dengan kondisi ekonomi yang tidak mulus," kata Kate Warne, Investment Strategist di Edward Jones di St Louis. 

Walter "Bucky" Hellwig, Senior Vice President di BB&T Wealth Management di Alabama mengatakan, kenaikan bunga AS akan menekan dan mengambil kekuatan dollar. Tapi, pelemahan dollar akan membawa manfaat bagi perusahaan multinasional yang mengandalkan pendapatan luar negeri ketika dikonversi kembali ke dollar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×