Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
Keperkasaan bagi harga minyak acuan AS pun datang setelah data persediaan minyak mentah mingguan AS menunjukkan turun 2 juta barel dalam pekan yang berakhir 25 September lalu. Hasil ini pun lebih besar dari perkiraan analis.
Ekspor naik sementara impor turun, membantu memfasilitasi penarikan. Berdasarkan data Energy Information Administration (EIA), impor minyak mentah AS turun minggu lalu sebesar 536.000 barel per hari, menjadi 1,6 juta barel per hari.
Sebelumnya, harga minyak acuan sudah anjlok lebih dari 3% pada hari Selasa (29/9) karena kasus kematian akibat Covid-19 global melampaui 1 juta. Dalam jajak pendapat bulanan minyak yang dilakukan Reuters menunjukkan, harga akan sedikit naik tahun ini.
Baca Juga: IHSG hari ini (1/10) masih dalam tren melemah, sebaiknya akumulasi saham berikut
"Meningkatnya jumlah kasus Covid-19 terus meningkatkan alarm permintaan energi," kata Avtar Sandu, Senior Commodities Manager Phillip Futures.
CEO dari perusahaan perdagangan terbesar dunia memperkirakan pemulihan yang lemah untuk permintaan minyak dan sedikit pergerakan harga, berpotensi selama bertahun-tahun.
Marathon Petroleum Corp, penyulingan minyak terbesar di AS mulai memberlakukan PHK pada hari Selasa, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Royal Dutch Shell juga mengatakan akan memangkas hingga 9.000 pekerjaan.
Untuk mengatasi penurunan permintaan, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) tidak mungkin meningkatkan produksi minyak seperti yang direncanakan dari Januari tahun depan, kata para pedagang minyak terkemuka pada hari Selasa.
Selanjutnya: Wall Street perkasa berkat potensi stimulus baru dan data ekonomi AS yang ciamik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News