kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   0,00   0,00%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

OPEC tak capai kesepakatan, harga minyak kian lesu


Senin, 30 Maret 2020 / 20:02 WIB
OPEC tak capai kesepakatan, harga minyak kian lesu
ILUSTRASI. Harga minyak dunia.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak global terpantau kembali melorot dan nyaris tembus ke bawah level US$ 20 per barel di awal pekan ini. Kondisi tersebut diyakini masih akan berlanjut dan menjadikan prospek harga minyak mentah masih akan suram ke depan.


Mengutip Bloomberg, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2020 di New York Mercantile Exchange sempat turun 5,72% ke US$ 20,28 per barel pada Senin (30/3) pagi. Harga tersebut sekaligus jadi level terendah sejak Februari 2002 atau lebih dari 18 tahun lalu.

Senada dengan itu, harga minyak brent untuk pengiriman Mei 2020 di ICE Futures pun turun 8,30% menjadi US$ 22,86 per barel.

Baca Juga: Pertimbangkan biaya produksi, volatilitas harga minyak bakal terjaga

Analis crude oil commodity specialist dari ICDX Yoga Tirta menjelaskan, harga minyak di perdagangan derivatif juga terpantau mengalami koreksi tipis dari penutupan Jumat (27/3) lalu dan bergerak di kisaran harga Rp 339.000 per barel-Rp 354.000 per barel. Ini karena, potensi perang harga antara Saudi dan Rusia kemungkinan akan berlanjut dalam jangka panjang. 

"Selain itu, ada juga efek negatif dari pandemi Covid-19 yang telah menurunkan permintaan minyak global menjadi katalis negatif utama yang membebani pasar minyak saat ini," kata Yoga dalam risetnya, Senin (30/3). 

Sementara itu, jumlah rig minyak Amerika Serikat (AS) dalam sepekan turun sebesar 40 rig menjadi 624 rig berdasarkan laporan yang dirilis oleh Baker Hughes untuk pekan yang berakhir 27 Maret 2020. Angka penurunan tersebut merupakan penurunan terbesar sejak 2015 lalu. 

"Laporan tersebut juga mengindikasikan banyak perusahaan pengeboran minyak AS menghentikan usahanya untuk mengantisipasi harga minyak jatuh melewati batas harga US$ 20 per barel," ujarnya. 



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×