Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
Selain itu, dari OPEC dilaporkan bahwa Arab Saudi pekan lalu menegaskan tidak memiliki kontak dengan Rusia mengenai peningkatan jumlah negara OPEC+. Bahkan dijelaskan tidak ada diskusi tentang kesepakatan bersama untuk menyeimbangkan pasar minyak.
Selanjutnya, komentar dari Kementerian Energi Saudi menepis spekulasi bahwa Saudi dan Rusia melakukan pembicaraan diplomatik setelah wakil menteri minyak Rusia Pavel Sorokin mengatakan di Moskow bahwa OPEC+ tidak dapat menyeimbangkan kembali pasar dan banyak negara harus berpartisipasi dalam penyeimbangan kembali.
"Potensi perang harga antara Saudi dan Rusia yang dapat berlangsung dalam jangka panjang mendapatkan protes dari anggota OPEC lainnya," ungkapnya.
Baca Juga: Prospek permintaan gelap, harga minyak mentah berjangka anjlok
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump pekan lalu secara resmi mengumumkan social distancing nasional diperpanjang hingga 30 April 2020. Trump juga menambahkan bahwa pemerintah tengah berupaya menjaga angka kematian akibat pandemi di bawah 100.000 korban.
Melihat dari sudut pandang teknis, Yoga mengungkapkan harga minyak akan berada dalam kisaran resistance di Rp 380.000 per barel - Rp 405.000 per barel, dengan kisaran support di Rp 315.000 per barel hingga Rp 290.000 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News