kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

OJK tak revisi target IPO tahun ini


Jumat, 23 Agustus 2019 / 17:10 WIB
OJK tak revisi target IPO tahun ini
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih optimistis target jumlah perusahaan yang bisa melantai di bursa alias initial public offering (IPO) yang ditetapkan sebanyak 75 perusahaan bisa tercapai hingga akhir tahun ini.

Dalam konferensi pers di acara Capital Market Summit & Expo 2019, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen menyampaikan, secara resmi belum ada revisi target IPO untuk tahun 2019.

Menurut Hoesen, hingga saat ini OJK belum akan merevisi target mengingat masih adanya pipeline dan buku Juni yang baru akan selesai di audit pada bulan Agustus sehingga baru bisa dilihat di bulan September pipeline mana yang bisa masuk ataupun yang tidak dapat masuk.

Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama BEI Inarno Djayadi juga menegaskan belum akan melakukan koreksi target 75 IPO yang tidak hanya terdiri dari IPO saham namun juga termasuk sektor-sektor lain.

Baca Juga: OJK: Di tengah lesunya ekonomi global, pasar modal Indonesia masih diminati

“Mengenai masalah IPO, kita masih tetap dalam target sebelumnya 75 termasuk di dalamnya listing dalam bentuk saham, dan juga yang lainnya DINFRA, DIRE dan ETF. Untuk saat ini, per hari ini (23/8) kita listed company itu 32 dimana total dengan satu DINFRA , dua DIRE dan lima ETF totalnya sudah 40,” Tutur Inarno yang ditemui di JCC, Jakarta.

Melihat perkembangan hingga Agustus ini, Inarno menegaskan optimistis mencapai target 75 IPO hingga akhir tahun berkaca pada keadaan pertumbuhan IPO dan fund rising di Indonesia yang masih lebih baik ketimbang negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia, Thailand dan Singapura.

Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan dari perusahaan tercatat mencapai angka 25,3% di atas Thailand yang berada di kisaran 16,2%. Jika dibandingkan dengan Malaysia yang sudah securited pertumbuhannya hanya berkisar 1,4%. Singapura selama lima tahun terakhir bahkan mengalami negatif 4,8%.

Kinerja pertumbuhan dari perusahaan tercatat selama satu tahun ke belakang juga masih menunjukkan pertumbuhan yang positif. Total Aset pertumbuhannya mencapai 8,67%, dari segi ekuitas naik 9,31%, dari pendapatan juga naik 5,91%.

“Walaupun ada gejolak di luar, namun bisa dilihat bahwa total aset dan liability perusahaan tercatat masih menunjukkan posisi yang positif,” tegas Inarno.

Sementara itu terkait nilai emisi perusahaan tercatat yang masih terhitung kecil, hingga saat ini total penghimpunan dana didapatkan dari emiten saham baru.

“Saat ini, total penghimpunan dana melalui penawaran umum di pasar modal telah mencapai Rp 112,4 triliun dari 104 penawaran umum, dengan 29 di antaranya adalah emiten saham baru. Sementara, total pengelolaan produk investasi telah mencapai Rp 805 triliun, tumbuh 7,6% ytd,” tutur Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso.

Untuk menyiasati persoalan tingkat emisi yang masih kecil, OJK bilang salah satu strategi yang akan dilakukan adalah dengan cara mengejar perusahaan-perusahaan dengan tingkat emisi yang besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×