kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Obligasi wajib konversi semarakkan perhelatan IPO


Senin, 16 Juli 2018 / 08:49 WIB
Obligasi wajib konversi semarakkan perhelatan IPO
ILUSTRASI. Penawaran perdana saham MD Pictures


Reporter: Dityasa H Forddanta, Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhelatan initial public offering (IPO) yang berbarengan dengan agenda restrukturisasi utang kian marak. Sembari menyelam minum air, sejumlah emiten menggelar IPO sekaligus menerbitkan obligasi wajib konversi (OWK).

Dari seluruh saham baru yang dilepas dalam IPO, sebagian merupakan saham yang memang dialokasikan bagi pemegang OWK yang ingin mengonversi utang jadi saham. Contohnya, IPO PT MD Pictures yang tengah berjalan.

Perusahaan produsen film tersebut bakal melepas 1,98 miliar saham baru dengan harga Rp 210 per saham. Dari jumlah tersebut, 119,05 juta saham merupakan dialokasikan untuk konversi OWK.

Jika ditotal, MD Pictures bakal meraup dana sekitar Rp 416 miliar. Dari total jumlah ini, sebesar Rp 25 miliar di antaranya konversi OWK.

Selain MD Pictures, ada PT Net Visi Media yang berencana melakukan hal serupa. Operator stasiun televisi Net TV ini berniat melepas sekitar 5 miliar saham. Sekitar 4 miliar saham merupakan alokasi untuk konversi OWK.

Net TV mengincar perolehan total dana Rp 1 triliun. Sebesar Rp 800 miliar merupakan OWK, sedang sisa Rp 200 miliar merupakan dana yang murni diperoleh dari investor publik. Rencananya, IPO perusahaan ini bakal dihelat pada Agustus mendatang.

Sebelumnya, ada juga PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) yang sudah lebih dulu merealisasikan rencana tersebut. Perusahaan ini IPO dengan melepas 427,56 juta saham di harga Rp 2.100 per saham. Dari total Rp 897,87 miliar, sebesar 90% di antaranya untuk OWK.

MAPA sudah merampungkan pencatatan perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Listing dilakukan pada tanggal 5 Juli lalu.

IPO yang mengemas OWK sebagai media pembayaran utang sejatinya memberikan keuntungan bagi emiten. Sebagian utang perusahaan bisa lunas. Pada saat yang bersamaan, perusahaan juga memperoleh dana segar yang bisa dialokasikan untuk ekspansi. "Tapi, niat IPO itu beragam," ujar Managing Director & Head of Equity Capital Market Samuel Internasional Harry Su kepada KONTAN akhir pekan lalu, Jumat (15/7).

Tidak semua emiten memutuskan menggelar IPO demi melanjutkan agenda OWK dan pembayaran utang. Ada emiten yang memang butuh dana publik ketimbang pinjaman untuk ekspansi, sehingga mereka IPO. Tak sedikit pula perusahaan yang menggelar penawaran saham perdana demi memperbaiki kualitas good corporate governance (GCG) agar jadi lebih baik.

Porsi investor

Meski berdampak positif bagi emiten, penerbitan saham perdana yang sebagian dialokasikan untuk konversi OWK bisa mempengaruhi investasi investor ritel. OWK dalam IPO memastikan adanya penjatahan pasti atawa fix allotment dalam masa penawarannya.

Tak jarang, penjatahan untuk konversi OWK, terlalu besar seperti yang terjadi dalam IPO MAPA. Sehingga, jatah untuk investor publik, terutama ritel, jadi sedikit.

Meski demikian, hal tersebut tidak lantas merugikan bagi investor publik. Biasanya, ada perjanjian lock up dalam IPO yang sekaligus dibarengi penerbitan saham untuk konversi OWK. Perjanjian tersebut mengikat supaya sahamnya tidak diperjualbelikan di pasar dalam kurun waktu tertentu.

Contoh, IPO MD Pictures yang menggunakan lock up selama setahun. Artinya, pemegang saham hasil OWK MD Pictures nanti tidak diperkenankan melakukan transaksi atas saham hasil konversi OWK selama kurun waktu tersebut. "Lock up dilakukan biasanya untuk menjaga agar harga sahamnya tidak jatuh," ujar Harry.

Meski begitu, investor juga perlu mempertimbangkan potensi likuiditas saham ke depan. Bila saham kurang likuid, investor akan susah menjual saham tersebut.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menuturkan, pengaruh OWK dalam IPO tak lantas membuat investor jadi tak berminat, meski ada potensi kecilnya free float.

Sebab, investor tetap akan fokus pada ke mana realisasi penggunaan IPO tersebut. Investor bakal melihat ke mana arah ekspansi perusahaan setelah IPO dihelat. "Apakah secara efektif mampu meningkatkan kinerja perusahaan atau tidak ke depannya," imbuh Nafan.

Net TV merupakan salah satu IPO yang diminati. Meski ada OWK yang tak sedikit, prospek Net TV relatif baik.Siaran Net TV jernih. Kontennya juga terus berkembang. Hal ini akan membuat potensi pemasukan iklan Net TV bertambah ke depannya. "Prospeknya ke depan masih akan bagus," kata Nafan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×