Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) masih gencar melakukan ekspansi dan akuisisi dalam menambah aset dan kapasitas produksi.
Dalam beberapa tahun terakhir, Energi Mega Persada (EMP) berhasil mengakuisisi beberapa aset baru, serta menambah kepemilikannya pada aset-aset yang sudah ada.
Hal ini dilakukan demi menambah jumlah produksi maupun cadangan minyak dan gas (migas) perusahaan. Misalnya saja, di tahun 2024 lalu, EMP telah mengakuisisi kepemilikan mayoritas pada dua aset minyak yang sudah berproduksi, yaitu blok Siak & blok Kampar di Riau, Sumatera.
Perusahaan juga menambah kepemilikannya dari 49% menjadi 100% pada aset gas yang sudah berproduksi, yaitu blok Sengkang di Sulawesi Selatan.
Syailendra S. Bakrie, Direktur Utama & CEO ENRG mengatakan, di tahun 2025, aset Siak dan Kampar di Riau, Sumatera, berperan besar dalam meningkatkan produksi minyak.
Baca Juga: Energi Mega Persada (ENRG) Raih Kenaikan Penjualan Bersih 18% di Semester I-2025
Sementara itu, tambahan produksi gas dari Sengkang membantu menjaga kinerja produksi gas ENRG secara keseluruhan tetap stabil.
“Ke depan, kami akan terus melanjutkan upaya eksplorasi sepanjang semester II tahun 2025 untuk mengejar penemuan-penemuan baru, sekaligus menjalankan program pengembangan yang bertujuan menjaga dan meningkatkan produksi EMP,” katanya dalam Public Expose ENRG, Kamis (23/10).
ENRG saat ini mengoperasikan cadangan terbukti dan terukur dan sumberdaya (contingent resource) migas sebesar 434 juta barel ekuivalen dengan rata-rata umur produksi 26 tahun dari 13 aset migas dalam portofolionya.
“Dalam 5 tahun terakhir, Perusahaan berhasil menemukan keberadaan prospek migas dalam 11 dari 18 sumur eksplorasinya, serta dapat mempertahankan Reserve Replacement Ratio sebesar 2,1x,” katanya.
Syailendra juga mengungkapkan beberapa target yang diincar di tahun 2025. Pertama, mencapai pertumbuhan produksi 10%–15% secara tahunan alias year on year (YoY). Kedua, menurunkan biaya produksi untuk meningkatkan efisiensi operasional
Ketiga, menyelesaikan seluruh target kegiatan tahun berjalan atas pemboran sumur eksplorasi guna menjaga tingkat rasio Reserve Replacement dan Reserve-to-Production.
Keempat, mencari peluang akuisisi aset baru secara aktif untuk mendorong pertumbuhan anorganik. Terakhir, menjaga keberlangsungan operasi dengan tetap menerapkan prinsip keselamatan dan ramah lingkungan.
Per kuartal III 2025, ENRG telah menyerap anggaran belanja alias capital expenditure (capex) sebesar USD 100 juta. Alokasinya digunakan untuk pemboran sumur eksplorasi dan pembangunan.
ENRG juga memiliki rencana untuk akuisisi blok migas di tahun 2026. Namun, realisasi tersebut masih akan bergantung pada kesepakatan dan persetujuan dari pihak regulator. Akuisisi tersebut akan difokuskan pada wilayah kerja yang sudah berproduksi, dengan harapan bisa berkontribusi langsung ke kinerja perseroan.
“Kami juga menghindari biaya yang besar untuk eksplorasi. Ini untuk menghemat biaya dan waktu,” paparnya.
Lebih lanjut, perseroan pun optimistis industri migas Tanah Air bisa lebih baik di tahun 2026 dan seterusnya. Hal ini didorong oleh kebijakan pemerintah untuk mencapai ketahanan energi lewat peningkatan produksi migas.
Alhasil, perseroan pun menargetkan pertumbuhan produksi rata-rata setiap tahunnya sekitar 10% YoY hingga tahun 2030, sesuai dengan rencana program yang sudah ditetapkan.
“Walaupun tetap diiringi dengan rencana pengembangan energi terbarukan, tetapi bahan bakar fosil masih akan memegang peran yang cukup dominan,” ungkapnya.
Emiten energi Grup Bakrie ini juga telah merampungkan proses Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) alias private placement senilai Rp 269,50 miliar.
Private placement itu dilaksanakan pada 20 Oktober 2025. Tanggal pencatatan saham tambahan dilakukan pada 21 Oktober.
ENRG telah menerbitkan 350 juta saham baru Seri B dengan nominal Rp 100 per saham. Adapun harga pelaksanaan private placement ini sebesar Rp 770 per saham.
Pihak yang mengambil bagian atas saham baru hasil pelaksanaan PMTHMETD adalah PT Samuel International.
Seluruh dana yang diterima dari pelaksanaan PMTHMETD ini akan digunakan untuk kegiatan pemboran satu sumur oleh anak usaha perseroan, yaitu PT Imbang Tata Alam (ITA), yang merupakan Operator dan pemegang 100% partisipasi interes di Blok Malacca Strait.
Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus mengatakan, penggunaan dana hasil private placement yang digunakan untuk kegiatan pengeboran satu sumur anak usaha ENRG akan memberikan dampak positif ke kinerja perseroan.
“Jika bisnisnya sudah berjalan, maka pendapatan ENRG berpotensi meningkat dan bottom line perusahaan akan menebal,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (23/10).
Kinerja ENRG ke depan akan bergantung besar pada harga acuan komoditas minyak dan gas. Jika dilihat dari historisnya, harga minyak dan gas pada kuartal III 2025 masih menunjukkan pergerakan yang cukup stabil dibandingkan anomali pergerakan di kuartal II 2025.
“Sehingga, ENRG kemungkinan masih akan menghasilkan kinerja yang cukup solid di kuartal III 2025,” katanya.
Baca Juga: Eksekusi Private Placement, Energi Mega Persada (ENRG) Kantongi Rp 269,50 Miliar
Ada pun potensi pergerakan harga minyak pada sisa tahun 2025 diperkirakan masih berpotensi untuk kembali menguat. Ini mengingat saat ini Amerika Serikat (AS) tengah memberikan sanksi baru terhadap Rusia.
“Hal itu berpotensi akan menekan suplai yang tersedia di pasar sehingga dapat membuat harga minyak dunia meningkat,” ungkapnya.
Analis Verdhana Sekuritas, Michael bilang, ENRG memiliki sumber daya dan cadangan yang cukup besar serta berjangka panjang, yaitu 26 tahun. Peningkatan produksi juga dipercepat melalui akuisisi dan proyek organik.
Produksi ditargetkan mencapai 41 juta barel setara minyak per hari (mboepd) di tahun 2025 dan juga mencapai 55 mboepd pada tahun 2030, dengan kontribusi pertumbuhan dari Kangean, Siak, Kampar, dan Gebang.
“Compound Annual Growth Rate (CAGR) pendapatan diproyeksikan sebesar 23% untuk tahun 2025-2027, didorong oleh kenaikan volume dan mempertahankan asumsi harga minyak sebesar USD 70–65 per barel,” katanya dalam riset tanggal 5 Oktober 2025.
Rekomendasi Saham
Menurut Indry, kegiatan private placement ENRG sebetulnya memberikan dampak dilusi saham yang menyebabkan jumlah saham beredar menjadi bertambah dan menyebabkan nilai earning per share (EPS) menurun.
Namun, kondisi tersebut kemungkinan hanya akan bersifat sementara.
“Kami menilai kondisi saat ini masih menarik bagi investor untuk mengoleksi ENRG ditambah lagi dengan harga minyak dunia yang kembali menguat,” ungkapnya.
Indry pun merekomendasikan beli untuk ENRG dengan entry level Rp 965 per saham dan target harga di Rp 1.100 per saham. Bisa cut loss jika harga menyentuh Rp 915 per saham.
Michael melihat, biaya pengangkatan (lifting) sebesar USD 12 per satu barel setara minyak (boe), penyerapan capex yang disiplin, serta neraca keuangan yang kuat juga masih mendukung ekspansi ENRG di masa mendatang.
Baca Juga: Energi Mega Persada (ENRG) Raih Kenaikan Penjualan Bersih 18% di Semester I-2025
“Dengan asumsi harga gas sebesar USD 6,8 per mmbt dan penjualan lebih dari 65% berdasarkan kontrak jangka panjang, juga menambah kepastian arus kas ENRG,” tuturnya.
Melansir RTI, price to earnings ratio (PER) ENRG ada di level 22,13x dan price to book value (PBV) 2,07x. Saham ENRG juga sudah naik 323,91% sejak awal tahun alias year to date (YTD).
Michael pun merekomendasikan beli untuk ENRG dengan target harga Rp 1.120 per saham.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham ENRG ada di level support Rp 925 per saham dan resistance Rp 995 per saham. Herditya pun merekomendasikan speculative buy untuk ENRG dengan target harga Rp 1.000 - Rp 1.025 per saham.
Selanjutnya: Rukun Raharja (RAJA) Rajin Ekspansi, Begini Rekomendasi Sahamnya
Menarik Dibaca: 4 Penyebab Muncul Jerawat Setelah Pakai Sunscreen, Bukan Hanya Formula!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












