Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Obligasi semakin dilirik sebagai instrumen investasi yang memberikan stabilitas di tengah fluktuasi pasar.
Dengan risiko yang lebih terukur dibandingkan aset berisiko tinggi lainnya, obligasi dinilai mampu memberikan rasa aman bagi investor.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menjelaskan bahwa salah satu daya tarik obligasi adalah kupon yang melekat, sehingga investor tetap memperoleh imbal hasil meskipun pasar sedang bergejolak.
Baca Juga: Investasi Masuk Rp 20 Triliun, Cek Cara Beli ORI 027 Kupon 6,75% Sebelum Ditutup
"Likuiditas dan transaksi obligasi di pasar juga cukup ramai. Dalam dua minggu terakhir, pasar obligasi menguat seiring dengan penurunan yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun ke level 6,7%," kata Ramdhan kepada Kontan.co.id, Minggu (16/2).
Faktor Pendorong Penguatan Pasar Obligasi
Ramdhan menyoroti beberapa faktor eksternal yang turut mempengaruhi pasar obligasi, seperti dinamika perang dagang, kebijakan tarif, serta suku bunga global.
Senada dengan itu, Analis Fixed Income Sucorinvest Asset Management (Sucor AM), Alvaro Ihsan menambahkan bahwa pernyataan mantan Presiden AS, Donald Trump, yang mendorong penurunan yield US Treasury juga berdampak pada pasar obligasi domestik.
"Pernyataan tersebut memberikan sinyal jelas mengenai target kebijakan pemerintah AS, yang dapat menekan kenaikan yield obligasi AS. Alhasil, tekanan eksternal terhadap pasar obligasi Indonesia dapat berkurang," jelas Alvaro.
Baca Juga: Cara Beli ORI 027 Kupon 6,65% & 6,75%, Waktu Pemesanan Tersisa 4 Hari
Obligasi Pemerintah vs. Obligasi Korporasi
Menurut Alvaro, pemilihan antara obligasi pemerintah atau korporasi bergantung pada profil risiko investor.
Obligasi korporasi menawarkan imbal hasil lebih tinggi dengan harga yang relatif stabil, tetapi memiliki risiko kredit yang perlu dianalisis lebih lanjut.
Obligasi pemerintah bersifat bebas risiko (risk-free) namun menawarkan yield lebih rendah dibandingkan obligasi korporasi.
"Berdasarkan data PHEI, untuk tenor tiga tahun, spread obligasi korporasi dengan peringkat AAA berada di 37 bps, AA di kisaran 59-88 bps, A di 223-293 bps, dan BBB di 379-448 bps," papar Alvaro.
Baca Juga: Dua Minggu Laku Rp 12,64 Triliun, Inilah Cara Beli ORI 027 Kupon 6,65% & 6,75%
Strategi Investor di Pasar Obligasi
Di tengah volatilitas pasar keuangan, investor perlu mencermati berbagai data ekonomi sebelum mengambil keputusan investasi.
Ramdhan menyarankan, bagi investor dengan jangka waktu investasi pendek, sebaiknya memilih obligasi berdurasi rendah untuk meminimalkan volatilitas harga portofolio.
Selain itu, ia menekankan pentingnya fleksibilitas dalam memperdagangkan obligasi di pasar sekunder.
"Dengan memanfaatkan dinamika pasar, investor berpeluang mendongkrak return secara keseluruhan," pungkas Ramdhan.
Selanjutnya: Simak Jadwal KRL Jogja-Solo pada Senin, 17 Februari 2025
Menarik Dibaca: Simak Jadwal KRL Jogja-Solo pada Senin, 17 Februari 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News