kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.464.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.682   19,00   0,11%
  • IDX 8.679   18,49   0,21%
  • KOMPAS100 1.198   5,28   0,44%
  • LQ45 858   9,79   1,15%
  • ISSI 310   -3,15   -1,01%
  • IDX30 441   6,70   1,54%
  • IDXHIDIV20 510   8,58   1,71%
  • IDX80 134   0,41   0,31%
  • IDXV30 139   0,22   0,16%
  • IDXQ30 140   2,38   1,73%

Obligasi Korporasi Tetap Atraktif di Tengah Ekspektasi Pemangkasan BI Rate


Senin, 15 Desember 2025 / 14:13 WIB
Obligasi Korporasi Tetap Atraktif di Tengah Ekspektasi Pemangkasan BI Rate
ILUSTRASI. IHSG Melemah-Suasana di BRI Danareksa Sekuritas, Jakarta (KONTAN/Cheppy A. Muchlis. Pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed membuka ruang pelonggaran kebijakan moneter lanjutan di dalam negeri.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed membuka ruang pelonggaran kebijakan moneter lanjutan di dalam negeri.

Di tengah tren pemotongan suku bunga ini, dinilai prospek obligasi korporasi masih cerah hingga tahun depan, seiring turunnya biaya pendanaan emiten dan tetap menariknya imbal hasil bagi investor.

Seperti yang diketahui, Bank sentral AS, The Fed, pada Rabu (10/12/2025) memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 25 bps menjadi ke kisaran 3,50%–3,75%, sesuai ekspektasi konsensus dan menandai pemangkasan suku bunga ketiga sepanjang tahun 2025.

Pemangkasan ini membawa suku bunga AS ke level terendah sejak 2022.

Baca Juga: Prospek Obligasi Tahun Depan Usai Mendengar Sinyal dari The Fed

Ada pun, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang akan dilaksanakan minggu ini pada 16-17 Desember 2025, masih memiliki potensi yang terbuka untuk kembali melonggarkan dan memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate.

Saat ini, BI-Rate berada di level 4,75%.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas, Ramdhan Ario Maruto pun menaksir, di tengah kondisi ini obligasi korporasi masih akan tetap tumbuh positif.

Hal ini sebab, jika terjadi cut rate berkelanjutan maka biaya pendanaan (cost of funding) bagi korporasi juga akan lebih murah.

Prospek obligasi korporasi tahun depan juga dibidiknya akan lebih baik, apalagi jika disokong sentimen pertumbuhan ekonomi yang dibidik di atas kisaran 5%.

“Ini akan membuat cost of fund lebih murah, otomatis penerbit berlomba-lomba memanfaatkan ini. Dan investor pasti akan memanfaatkan kondisi ini untuk portofolio mereka,” jelas Ramdhan kepada Kontan, Jumat (12/12/2025).

Baca Juga: Tren Suku Bunga Turun, Obligasi Korporasi Dinilai Tetap Menarik pada 2026

Di tengah banyaknya diversifikasi instrument investasi yang bisa dipilih, Ramdhan bilang obligasi korporasi masih menjadi salah satu alternatif yang banyak bertumbuh.

Hal ini tecermin dari penerbitan surat utang korporasi pada tahun 2025 melonjak ke rekor tertinggi sebesar Rp 252,16 triliun hingga November.

Angka tersebut melampaui total penerbitan tahun 2024 yang sebesar Rp 149,76 triliun, level tertinggi pasca pandemi pada tahun 2022 sebesar Rp 163,63 triliun, dan bahkan melampaui rekor tertinggi sebelumnya pada tahun 2017 yakni Rp 185,00 triliun.

"Contohnya juga ada banyak BUMN menempatkan portofolio mereka di surat utang, termasuk surat utang korporasi. Dan itu selama mereka tumbuh, ya ini menopang pasar kita," tambahnya.

Sehingga, pada tahun 2026 dia pun berpandangan prospek obligasi korporasi masih akan tetap berkembang dan diminati oleh investor.

Sama pula, Head of Investment Specialist Sinarmas Asset Management Domingus Sinarta Ginting bilang prospek obligasi korporasi Indonesia masih cukup cerah dan diperkirakan tetap diminati investor dengan sejumlah faktor fundamental.

Baca Juga: Obligasi Korporasi Bisa Jadi Underlying Repo, Ini Dampaknya ke Pasar Obligasi!

Misalnya, adanya faktor kebutuhan pendanaan korporasi. Selain itu, beban biaya dana yang lebih rendah, yang mana tren penurunan suku bunga diproyeksi berlanjut sehingga biaya penerbitan obligasi bagi emiten makin murah.

Emiten dapat menawarkan kupon lebih rendah namun tetap laku karena benchmark yield juga turun.

Dan juga, faktor profil imbal hasil yang masih menarik di mata investor. “Meski yield cenderung turun, obligasi korporasi masih menawarkan imbal hasil lebih tinggi dari obligasi pemerintah (SUN) sehingga menarik bagi investor yang mencari yield pick-up,” terang Domingus.




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×