kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.420   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.121   -20,51   -0,29%
  • KOMPAS100 1.034   -6,14   -0,59%
  • LQ45 806   -6,05   -0,75%
  • ISSI 224   -0,98   -0,44%
  • IDX30 421   -2,95   -0,70%
  • IDXHIDIV20 505   -5,52   -1,08%
  • IDX80 116   -1,05   -0,89%
  • IDXV30 120   -1,56   -1,29%
  • IDXQ30 138   -0,97   -0,69%

Obligasi Korporasi Masih Akan Diminati Investor


Kamis, 18 Agustus 2022 / 20:23 WIB
Obligasi Korporasi Masih Akan Diminati Investor
ILUSTRASI. Obligasi korporasi diminati para investor. Pasar obligasi korporasi pun mulai bangkit.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Obligasi korporasi diminati para investor. Pasar obligasi korporasi pun mulai bangkit.

Salah satu indikasinya tercermin dari Indobex Corporate Bond Total Return. Kamis (18/8), indeks yang mengukur kinerja obligasi korporasi ini berada di level 384,6974 atau naik 4,52% secara year to date (ytd) dan naik 8,39% secara year on year (yoy).

Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf mengatakan, penawaran obligasi korporasi secara umum masih menarik. Kupon yang dikeluarkan pun masih sesuai rating perusahaan, kondisi fundamental, dan industri tiap penerbit obligasi.

Baca Juga: SBN Masih Jadi Tempat Favorit Industri Dapen Memupuk Dana

Dimas melihat, obligasi korporasi saat ini lebih ramai dibandingkan rata-rata beberapa tahun terakhir. Kemungkinan disebabkan pemulihan ekonomi dan volatilenya pergerakan harga obligasi pemerintah belakangan ini. Sisi lain, investor obligasi cenderung mencari stabilitas dalam berinvestasi.

"Prospek penerbitan masih sangat positif seiring dengan kembali berjalannya bisnis secara keseluruhan, sehingga perusahaan-perusahaan berkualitas yang tadinya menahan diri untuk menerbitkan obligasi menjadi lebih gencar menerbitkan untuk memanfaatkan potensi bisnis," tuturnya.

Dimas mengatakan, tingkat likuiditas yang tinggi saat ini menyebabkan adanya tambahan permintaan akan obligasi korporasi, seiring dengan keharusan investor membelanjakan dana yang mereka miliki.

Di sisi lain, ketidakpastian ekonomi global dapat sedikit mempengaruhi tingkat kepercayaan beberapa investor.

Menurut Dimas, investor harus tetap mengedepankan analisis mengenai kemampuan dan kemauan bayar dari tiap investor secara mendetail, mengingat obligasi korporasi pada dasarnya tetap memiliki risiko default yang lebih besar dari obligasi pemerintah.

Dimas menambahkan performa cashflow dan neraca dapat menjadi data yang valuable dalam menilai kelayakan investasi di obligasi korporasi.

Baca Juga: Ada 11 Obligasi dan 3 Sukuk Baru Pekan Ini, Nilai Emisi 2022 Capai Rp 106,98 Triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×