kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,55   -16,97   -1.81%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Obligasi korporasi ikut ketiban sentimen positif di tengah rally SBN


Rabu, 01 September 2021 / 17:29 WIB
Obligasi korporasi ikut ketiban sentimen positif di tengah rally SBN
ILUSTRASI. Investor akan tetap memilih obligasi korporasi untuk mengoptimalkan return sehingga dari segi prospek masih akan menarik.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Obligasi korporasi dinilai akan ikut ketiban sentimen positif di tengah rally yang terjadi di pasar obligasi negara. Seperti diketahui, sentimen kebijakan burden sharing hingga sentimen tapering tengah mendorong pergerakan yield SBN untuk terus mengecil.

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana mengungkapkan, sentimen positif yang tengah terjadi di pasar SBN akan ikut memberi dampak positif ke pasar obligasi korporasi. Menurutnya, dampaknya adalah penurunan yield obligasi korporasi ke depan, khususnya untuk yang memiliki rating AAA dan AA. 

“Secara umum, permintaan terhadap obligasi korporasi sepanjang tahun ini sebenarnya tinggi, hanya saja suplainya justru terbatas. Dengan kondisi ini, diharapkan akan jadi momentum untuk para perusahaan untuk menerbitkan obligasi korporasi,” kata Fikri kepada Kontan.co.id, Selasa (31/8).

Baca Juga: Memilih Investasi yang Tepat Bagi Pensiunan

Hanya saja, Fikri melihat kelompok perbankan yang menjadi tulang punggung industri obligasi korporasi justru kecil kemungkinannya untuk terbitkan obligasi mengingat likuiditas mereka yang berlimpah. Namun, sektor lain, khususnya non-finansial seharusnya lebih banyak menerbitkan obligasi korporasi seiring perbankan juga cukup selektif dalam memberikan pendanaan. Sehingga mencari dana lewat penerbitan obligasi bisa jadi opsi yang menarik. 

Fikri meyakini, momentum baik di pasar obligasi korporasi akan terjadi setidaknya sampai akhir Oktober. Hal ini lantaran adanya kebijakan tapering yang berlaku pada November atau Desember. Oleh karena itu, sebelum terjadinya tapering, menurutnya yield masih akan bergerak turun dan kupon pun akan mengikuti pergerakan yield.

“Jadi perusahaan bisa diuntungkan untuk menerbitkan karena kondisi yang akan kompetitif, sementara investor akan diuntungkan dengan potensi peningkatan supply yang membuat opsi pilihan lebih variatif,” imbuh Fikri. 

Baca Juga: Penawaran lelang SUN rekor tertinggi tahun 2021, ini sebabnya

Fikri juga memperkirakan investor akan tetap memilih obligasi korporasi untuk mengoptimalkan return sehingga dari segi prospek masih akan menarik. Hanya saja, dia bilang investor sebaiknya tetap selektif dalam memilih obligasi korporasi. Sektor yang minim terdampak pandemi, seperti telekomunikasi, logistik yang berkaitan dengan marketplace, hingga kesehatan dinilai jadi yang layak untuk dijadikan pilihan.

Sedangkan sektor yang terkait mobilitas dianggap cukup riskan. Menurut Fikri, akan perlu waktu bagi masyarakat untuk bisa bergerak dan beraktivitas layaknya kondisi sebelum pandemi. Sehingga, sekalipun pandemi mereda, masih akan banyak masyarakat yang menerapkan perilaku seperti ketika pandemi berlangsung.

“Untuk obligasi korporasi yang investment grade masih menarik, yang terpenting sektornya tidak terlalu dampak, punya prospek bisnis yang menarik ke depannya, serta pastikan cashflow penerbit tidak bermasalah dan bisa terus tumbuh ke depan,” tutup Fikri.

Baca Juga: Posisi utang naik, ini 4 jurus yang dilakukan pemerintah menjaga target risiko

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×