Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
Agustina Fitria Aryani, Financial Planner Head OneShildt Financial menyarankan jika ingin berinvestasi emas saat ini baiknya ditujukan untuk investasi jangka panjang sekitar tiga hingga lima tahun.
Melihat kinerja instrumen investasi hingga kuartal III-2019, Agustina menyarankan bagi investor konservatif bisa masukkan dana 10%-15% di instrumen reksadana pasar uang atau deposito. Porsi saham bisa dialokasikan hanya 30% dan sisanya berada di reksadana pendapatan tetap, reksadana terproteksi atau obligasi.
Sementara, bagi investor moderat bisa alokasikan 40% ke saham, 50% di reksadana pendapatan tetap dan 10% di reksadana pasar uang.
Sedangkan, investor agresif bisa menaruh 50% dana pada saham atau reksadana saham, 40% di instrumen berbasis obligasi dan 10% reksadana pasar uang atau deposito.
Reza berpendapat investor agresif bisa memilih saham dengan fundamental kuat dan kinerja keuangan yang positif.
"Pasar saham masih didukung sentimen stabilnya rupiah dan turunnya harga minyak serta risiko perlambatan ekonomi karena perang dagang yang berpotensi menguntungkan emerging market," kata Reza.
Sedangkan investor moderat bisa tambahan porsi reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang dengan komposisi 50% di reksadana saham, 30% di rekasadana pendapatan tetap dan 20% di reksadana pasar uang.
Edbert menambahkan untuk investasi jangka panjang pasar saham saat ini menarik dipilih karena secara valuasi banyak saham murah dan menarik. Namun, kesabaran sangat diperlukan karena risiko belum tentu naik dalan jangka waktu dekat di depan mata. Apalagi ekonomi global di tahun depan diperkirakan masih lesu.
Untuk tujuan investasi jangka pendek hingga menengah baiknya investor pertimbangkan instrumen berbasis obligasi. "Ekonomi lesu biasanya akan ditopang dengan kebijakan suku bunga yang ekspansif, dengan begitu potensi capital gain dari surat utang bisa diraih," kata Edbert.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News