Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Test Test
JAKARTA. Rencana penerbitan obligasi konversi PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) melalui anak usahanya, BLT International Corporation, mendapat respon positif dari pasar. Sehingga, perusahaan pelayaran ini akan memperbesar nilai penerbitan obligasi tersebut dari semula US$ 100 juta menjadi US$ 125 juta.
Dari rencana tambahan nilai obligasi US$ 25 juta, sebesar US$ 16 juta akan dijual dengan mekanisme private placement ke investor strategis. Pembelinya adalah Meadowstream Limited (MSL), anak usaha PT Tunggaladhi Baskara (TAB). Tunggaladhi adalah pemilik 57,64% saham BLTA.
Dalam surat penjelasannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), dua hari lalu, BLTA menyatakan bahwa transaksi penempatan modal dari sang induk itu dengan beberapa kesepakatan. Pertama, MSL tidak akan menggunakan haknya untuk mengkonversi obligasi itu menjadi kepemilikan saham di BLTA. Mereka hanya akan menerima pembayaran dalam bentuk uang tunai.
Kedua, bila MSL ternyata ingin mengkonversi obligasi itu jadi saham, maka BLTA akan menggunakan haknya untuk membayar obligasi itu dalam bentuk tunai. Sebagai catatan, obligasi konversi ini memiliki tenor lima tahun yang akan jatuh tempo tahun 2015 mendatang. Kupon yang ditawarkan sebesar 12% per tahun.
Obligasi ini bisa dikonversi menjadi saham BLTA pada harga konversi Rp 737 per saham. Dana hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk ekspansi dan juga membayar atau membeli kembali utang BLTA.
Reza Nugraha, Analis Bhakti Securities, berpendapat, bunga yang diberikan BLTA sebesar 12% terbilang sangat besar. Padahal, biasanya untuk pinjaman dalam bentuk dollar Amerika Serikat (AS), bunganya saat ini hanya sekitar 4% hingga 5%. "Bunga mereka tinggi sekali, dan ini akan mempengaruhi beban bunga," katanya. Ia menargetkan harga saham BLTA di posisi Rp 840 per saham hingga akhir 2010. Dua hari lalu, harga BLTA berakhir di level Rp 640 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News