Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Yudho Winarto
Dus, Frederik menilai BI juga berpeluang menaikkan kembali tingkat suku bunga acuannya demi stabilisasi nilai tukar. Sebab, The Fed juga punya rencana menaikkan kembali FFR sebanyak dua kali hingga tahun ini.
Dia memprediksi laju IHSG akan tertekan, mengingat selama sepekan lalu IHSG menguat lebih dari 4%. “Memang menguat selama tiga hari berturut-turut, tapi belum jadi uptrend masih tahap konsolidasi,” katanya.
Selain IHSG sudah menguat, Frederik menilai banyak ketidakpastian yang berhubungan dengan kenaikan FFR dan sentimen global lainnya
Sementara, Kepala Riset Narada Aset Manajemen, Kiswoyo Adi Joe punya pendapat berbeda. Menurutnya, pekan ini IHSG masih bergerak sideways ke arah positif.
Dia menilai BI tak akan menaikkan BI 7DRRR lagi meskipun dollar AS masih menunjukkan keperkasaannya. “Karena selisihnya sudah 3,25%, harusnya 3% saja sudah cukup jadi kemungkinan tidak akan menaikkan lagi,” ujar Kiswoyo.
Hanya, pasar akan melihat pernyataan BI terkait pertumbuhan ekonomi di semester II-2018 ini. Dia memprediksi IHSG bisa bergerak hingga ke level 6.000 di bulan Juli ini. Pasar akan bergerak negatif di bulan Agustus mendatang karena aksi profit taking atas kenaikan yang terjadi pada bulan sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News