kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nilai Penerbitan Obligasi Korporasi Berpotensi Turun pada Kuartal II, Ini Penyebabnya


Selasa, 23 April 2024 / 11:09 WIB
Nilai Penerbitan Obligasi Korporasi Berpotensi Turun pada Kuartal II, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Obligasi.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai penerbitan obligasi diproyeksikan menurun di kuartal II. Cost of fund yang lebih tinggi dan proses administrasi bisa menghambat penerbitan obligasi.

Sebelumnya, Pefindo melaporkan total penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp26,4 triliun dari 23 perusahaan. Obligasi dan sukuk menjadi penyumbang terbesar dengan nilai Rp 25,1 triliun, turun dibandingkan kuartal I 2023 sebesar Rp 27,5 triliun.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana menuturkan bahwa potensi penurunan di kuartal II masih akan terjadi. Ia menilai, momen puasa dan Idul Fitri membuat issuer menunda penerbitan.

"Umumnya membutuhkan waktu untuk rating sekitar satu bulan, sehingga baru akan ramai di Mei dan mengakibatkan secara nilai akan turun," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (22/4).

Baca Juga: Asing Jual Neto Rp 21,46 Triliun Pekan Lalu, SBN Paling Terdampak

Ia mengungkapkan, per awal April penerbitan obligasi korporasi baru sekitar Rp 3 triliun - Rp 4 triliun.

Ditambah, ketidakpastian ekonomi global dan ketegangan di Timur Tengah. Yield Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun pun terketek naik. Berdasarkan data Trading Economics, per Senin (22/4) yield SUN 10 tahun di level 7,07%. Dalam sepekan naik 0,20% dan sebulan naik 0,48%.

Dengan kenaikan yield obligasi pemerintah, Fikri memperkirakan yield obligasi korporasi juga akan naik. Ia menyebut, saat ini untuk rating AAA tenor 5 tahun berada di 7,55%.

"Saya kira masih akan ada kenaikan lagi. Jika ada hal yang positif, yield bisa turun ke 7,3%, tetapi jika kondisi seperti sekarang berpotensi ke 7,8% di semester I," paparnya.

Dengan kondisi tersebut, pada satu sisi investor bisa mendapatkan kupon yang tinggi, tetapi di sisi lain, kekhawatiran didorong dari nonekonomi (geopolitik) yang sulit diprediksi. "Jadi investor bisa opurtunistik saja untuk memanfaatkan momentum," katanya.

Secara umum, pasar obligasi di Indonesia masih cukup positif. Sebab, secara makro ekonomi di Indonesia cukup baik.

Baca Juga: Kantongi Restu Pemegang Saham, Adhi Karya (ADHI) Bakal Rilis Obligasi Rp 5 Triliun

Fikri memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini mencapai 5,2% dengan tingkat inflasi di kisaran 2,8%. Selain itu, pada semester II tingkat yield juga masih berpotensi untuk turun seiring potensi penurunan suku bunga The Fed.

Ia memproyeksikan yield SUN 10 tahun pada akhir tahun nanti di kisaran 6,5%-6,8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×