kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.409.000   5.000   0,21%
  • USD/IDR 16.710   36,00   0,22%
  • IDX 8.710   76,90   0,89%
  • KOMPAS100 1.195   11,83   1,00%
  • LQ45 856   8,66   1,02%
  • ISSI 311   3,51   1,14%
  • IDX30 443   2,34   0,53%
  • IDXHIDIV20 514   0,27   0,05%
  • IDX80 134   1,49   1,13%
  • IDXV30 141   0,77   0,55%
  • IDXQ30 141   0,35   0,25%

Abadi Lestari Indonesia (RLCO) Bidik Laba Rp 40 Miliar di Tahun 2026


Senin, 08 Desember 2025 / 12:25 WIB
Abadi Lestari Indonesia (RLCO) Bidik Laba Rp 40 Miliar di Tahun 2026
ILUSTRASI. Abadi Lestari Indonesia (RLCO) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui aksi korporasi IPO pada Senin (8/12/2925).


Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali kedatangan emiten baru, yakni PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO). 

Emiten pengolahan sarang burung walet tersebut resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui aksi korporasi penawaran umum saham perdana alias Initial Public Offering (IPO) pada Senin (8/12/2925).

Direktur Keuangan RLCO, Dwiadi Prastian Hadi menyampaikan bahwa perusahaan membidik laba bersih sekitar Rp 40 miliar pada tahun 2026. Target tersebut lebih tinggi dibandingkan perkiraan laba tahun 2025 yang berada di kisaran Rp 30 miliar.

Sementara itu, RLCO juga menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga Rp 700 miliar pada 2026, naik dari estimasi pendapatan tahun 2025 yang berada di kisaran Rp 600 miliar.

Baca Juga: Begini Proyeksi Arah Pergerakan Harga Emas Menjelang Rapat The Fed Desember 2025

Kenaikan target kinerja fundamental tersebut juga sejalan dengan kenaikan tingkat utilitas pabrik milik perusahaan usai IPO.

"Kalau utilisasi saat ini belum sampai 50%. Diharapkan nanti dengan penambahan dana IPO kita bisa meningkatkan produksi di atas 60%, sehingga kemampuan laba kita bisa meningkat," kata Dwiadi di gedung BEI, Senin (8/12/2025).

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama RLCO Edwin Pranata menambahkan strategi untuk mencapai target kinerja tersebut salah satunya dengan membuka pasar baru seperti di Vietnam, Thailand dan Amerika Serikat. Adapun produk yang dipasarkan di negara-negara tersebut bakal berbentuk produk olahan sarang burung walet.

"Untuk itu, sekarang kita sedang mengawali untuk mengenalkan produk dengan merek yang nanti akan dipasarkan perseroan di luar. Jadi kita tidak hanya lagi nanti bergantung dengan ekspor daripada bahan setelah jadi. Jadi itu yang akan jadi tema besar di tahun 2026," ucap Edwin.

Edwin menyebutkan bahwa ekspor produk olahan akan dimulai pada kuartal IV-2025 ke Vietnam, disusul ke Thailand pada kuartal II-2026, dan ke Amerika Serikat pada kuartal IV-2026. Selain itu, perusahaan juga berencana menambah pasar ekspor ke negara Asia Tenggara lainnya, seperti Filipina, pada 2026.

Dengan bertambahnya cakupan pasar ekspor tersebut, kontribusi pendapatan dari ekspor diperkirakan akan menembus lebih dari 80% terhadap total pendapatan perusahaan di tahun 2026.

Baca Juga: IHSG Naik 0,83% ke 8.704 pada Sesi I Senin (8/12), ADMR, GOTO, EXCL Top Gainers LQ45

Sebelumnya, dengan menawarkan maksimal 625 juta saham, RLCO memperoleh dana segar Rp 105 miliar. Adapun jumlah yang ditawarkan RLCO setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor. 

Sekitar 56,33% dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya IPO akan digunakan RLCO untuk pemenuhan modal kerja, terutama pembelian bahan baku yaitu pembelian sarang burung walet. 

Berikutnya, sekitar 43,67% akan disetorkan RLCO kepada PT Realfood Winta Asia dalam bentuk penyertaan modal yang akan digunakan untuk pembelian bahan baku berupa sarang burung walet.

Selanjutnya: Hasil & Klasemen Liga Inggris 2025-2026 Pekan 15, Arsenal Kalah 2-1 Oleh Aston Villa

Menarik Dibaca: Promo Pizza Hut Holiday Deals Desember, Pizza 1 Meter + Gratis 6 Minum Harga Spesial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×