Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah pemerintah Filipina yang melakukan peninjauan ulang terhadap 26 tambang nikel, meningkatkan ketidakpastian pasar. Kekhawatiran pasokan nikel global bakal terganggu berhasil menyokong harga nikel sejak awal pekan.
Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Rabu (28/3), harga nikel kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange tercatat menguat 1% ke level US$ 13.130 per metrik ton. Namun, dibandingkan sepekan sebelumnya, harganya masih turun 2,45%.
"Ada kebingungan di Filipina mengenai peninjauan terhadap 26 tambang yang produksinya tertahan sejak tahun lalu," ujar Daniel Briesemann, analis Commerzbank seperti dilansir Bloomberg, Kamis.
Badan Koordinasi Industri Pertambangan mengungkapkan peninjauan itu akan memakan waktu enam bulan. Fase pertama, yang dimulai pada Maret dan mencakup masalah hukum, teknis dan lingkungan. Kemudian tiga bulan selanjutnya akan ditinjau aspek sosial dan ekonomi. Waktu peninjauan tersebut semakin menambah ketidakpastian mengenai prospek pasokan Filipina.
Padahal, Filipina merupakan negara pengekspor nikel terbesar ke China. Sejak pemerintah Indonesia memberlakukan larangan pengiriman, ekspor Filipina tercatat meningkat signifikan. Tahun lalu jumlah ekspornya mencapai 29,1 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News