Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Harga nikel mencatat kenaikan di hari keenam dan berada di level tertinggi sejak Oktober tahun lalu. Mengutip Bloomberg, Jumat (4/3) harga nikel kontrak tiga bulan di London Metal Exchange (LME) menguat 3,7% ke level US$ 9.340 per metrik ton. Dalam sepekan terakhir, nikel melambung hingga 10,01%.
Kenaikan harga nikel seiring dengan komoditas logam industri lainnya. Pelaku pasar menaruh optimisme pada pertemuan tahunan China yakni The National People's Congress yang dimulai Sabtu lalu.
Pada pertemuan tersebut China diperkirakan akan mengumumkan langkah - langkah lebih lanjut guna mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoint Futures mengatakan, adanya kenaikan permintaan nikel turut menjadi katalis positif bagi pergerakan harga. Menurut data Bloomberg, cadangan nikel di LME trurun 1,4% menjadi 431.874 metrik ton di akhir pekan lalu.
Sementara stok nikel di Rotterdam jatuh 2,9% menjadi 126.420 metrik ton atau level terendah sejak Juni 2007. "Harga nikel juga terangkat oleh naiknya harga bijih besi yang merupakan bahan baku campuran pada industri pengolahan nikel," ujar Andri.
Optimisme kenaikan permintaan nikel semakin tinggi. Tak hanya dari China, namun data Amerika Serikat (AS) juga membawa optimisme pada kenaikan harga nikel.
Seperti data ISM Manufacturing PMI bulan Februari yang naik ke angka 49,5 dari sebelumnya 48,2. Lalu Construction Spending juga naik ke level 1,5% dari sebelumnya 0,6%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News