Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menyiapkan skenario kehidupan new normal di tengah pandemi COVID-19. Salah satu kebijakan yang akan diterapkan yaitu pada sektor bisnis antara lain mal, pusat perbelanjaan dan perkantoran yang akan mulai dibuka secara bertahap dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Ini dimaksudkan agar aspek kesehatan dan juga kepentingan ekonomi dapat berjalan seiring.
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), emiten yang memiliki jaringan mal terbesar di Indonesia, melalui jaringan Lippo Mals Indonesia, juga bersiap menyambut kebijakan new normal dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan dan selektif dalam memilih tenant di berbagai jaringan mal yang dimiliki.
Baca Juga: Begini tahapan menuju new normal di sektor pariwisata
Bahkan, selama penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah wilayah, operasional jaringan Lippo Mals turut disesuaikan dan hanya membuka tenant yang berkaitan dengan kebutuhan bahan pokok, rumah tangga, dan produk kesehatan.
Petugas mal Lippo juga akan memeriksa suhu tubuh setiap pengunjung sebelum memasuki mal. Di sejumlah tempat strategis disediakan papan pengumuman digital untuk mengingatkan pengunjung tentang protokol kesehatan, yakni pemakaian masker, jaga jarak fisik minimal satu meter, penggunaan cairan pembersih tangan setiap satu jam, dan transaksi nontunai. Tak hanya itu, petugas yang melayani pengunjung juga menggunakan alat pelindung wajah (face shield).
Setelah berada di dalam mal, pengunjung diminta tertib menggunakan lift dan menjaga jarak saat berada dalam lift. Apabila lift penuh, petugas akan mengatur pengunjung yang berada di sekitarnya untuk mengurangi kerumunan.
Pengunjung juga diarahkan untuk menggunakan lift yang tidak penuh. Untuk tetap menjaga kebersihan tangan, pengelola mal Lippo menyiapkan cairan pembersih tangan di beberapa titik, serta menyediakan tempat cuci tangan di area sekeliling tempat parkir dan beberapa pintu masuk.
Baca Juga: Ini 4 arahan presiden Jokowi soal tatanan new normal di sektor pariwisata
Lanjar Nafi, Kepala Riset Reliance Sekuritas berpendapat, pelonggaran pembatasan saat ini merupakan tren yang mulai diterapkan di berbagai negara. Kebijakan ini ditujukan untuk merespons penurunan tajam pertumbuhan ekonomi akibat COVID-19.
Menurut Lanjar, akibat pendemi ini pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini berkisar 2,5%, turun dibandingkan periode sama tahun lalu yang masih di atas 5%. Ini terjadi terutama karena anjloknya konsumsi rumah tangga, bisnis yang tutup, dan berkurangnya perputaran uang.
“Kebijakan pelonggaran, dengan istilah new normal, tentu punya dampak sangat positif karena akan bisa lebih menahan perlambatan ekonomi di dalam negeri. Tentu saja kebijakan ini juga harus sejalan dengan protokol pencegahan COVID-19,” ujar Lanjar dalam keterangannya, Kamis (28/5).
Lanjar menjelaskan, new normal juga akan selaras dengan kebijakan stimulus ekonomi yang sudah dikeluarkan Kementerian Keuangan antara lain berfokus pada sektor rill melalui pemberian kemudahan dan juga restrukturisasi kredit, terutama bagi UMKM yang berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia.
Kebijakan new normal beserta berbagai stimulus itu diharapkan bisa menanggulangi perlambatan ekonomi nasional.
Dampak positif dari kebijakan pelonggaran ini akan dirasakan termasuk oleh emiten-emiten di sektor ritel dan bisnis jaringan mal, maupun emiten di sektor makanan minuman yang membuka gerai di pusat perbelanjaan.
Baca Juga: KSPI sebut kebijakan new normal bisa membingungkan buruh dan masyarakat
Dengan adanya pelonggaran, kunjungan ke pusat perbelanjaan akan kembali tumbuh yang kemudian akan mendorong penjualan. Kendati demikian, harus diakui, akan ada penambahan biaya operasional lain, terutama untuk penyediaan alat dan perlengkapan penerapan protokol kesehatan untuk tenant mal atau pusat perbelanjaan.
“Pembukaan mal, tentu akan ada dampak positifnya. Contohnya akan ada kenaikan pengunjung di mal, dan mendorong daya beli di sektor ritel, makanan minuman, apalagi sudah hampir tiga bulan konsumen jenuh karena lebih banyak tinggal di rumah. Namun di sisi lain, juga akan ada penambahan biaya operasional yang harus ditanggung pengelola mal dan tenant, seperti memperbanyak petugas kesehatan dan penyemprotan disinfektan di area mal,” ucap Lanjar.
Sementara itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 pun telah mengeluarkan panduan new normal bagi dunia usaha dan tempat kerja. Panduan tersebut di antaranya mengimbau agar tidak menggunakan aksesoris seperti jam tangan dan gelang, agar memakai masker dan membawa hand sanitiser serta agar mengikat rambut yang tergolong panjang ke arah belakang,.
Baca Juga: Merugi nyaris Rp 10 triliun, pengelola berharap mal bisa segera dibuka kembali
Selain itu, setibanya di kantor, masyarakat diminta tetap menghindari kerumunan, membersihkan sepatu dengan disinfektan, dan membersihkan tempat kerja. Juga, penting untuk menghindari penggunaan alat kerja secara bersamaan, dan untuk sementara menghindari rapat dengan tatap muka.
Selesai bekerja dan keluar dari kantor, segera berganti pakaian dan sepatu dengan yang baru, memasukkan pakaian kotor ke plastik, dan cuci tangan dengan sabun atau pembersih tangan. Setibanya di rumah, hendaknya langsung mencuci pakaian kotor dan mandi sebelum berinteraksi dengan keluarga, dan secara rutin membersihkan rumah dengan disinfektan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News