Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun lalu, orang-orang superkaya memilih untuk tidak menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan investasinya. Namun, kondisi mulai berbalik arah pada tahun ini.
Berdasarkan hasil riset New World Wealth berjudul Global Wealth Migration Review yang dilansir Bloomberg, tahun lalu, orang-orang yang kerap disebut dengan high net worth individual (HNWI) telah membawa uangnya keluar dari negara yang biasanya dijadikan tujuan investasi seperti Turki, Indonesia, Nigeria, Inggris, Rusia, Perancis, dan Brazil. Orang-orang yang memiliki aset di atas US$ 1 juta ini beralih ke negara seperti Selandia Baru dan Dubai.
Hal ini turut menjadikan pasar modal Indonesia kehilangan investor asing. Buktinya saja, sepanjang tahun lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan net sell asing hingga Rp 39,87 triliun.
Namun, keadaan nampaknya mulai berbalik pada tahun ini. Menurut data RTI, sejak awal tahun investor asing masih mencatatkan net buy sebesar Rp 1,31 triliun year-to-date (ytd).
Head of Research OSO Sekuritas Riska Afriani meyakini, kondisi net buy ini berpotensi berlanjut hingga akhir tahun ini. "Salah satunya disebabkan oleh kenaikan peringkat utang Indonesia Desember lalu," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (1/2).
Jelang tutup tahun 2017, lembaga pemeringkat Fitch Ratings menaikkan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan outlook stabil. Peningkatan ini menunjukkan bahwa risiko utang Indonesia kini jadi lebih rendah, sehingga membuatĀ investor asing kembali melirik Indonesia sebagai negara tujuan investasi.
Selain karena peningkatan peringkat, Riska memprediksi, investor asing akan terus melakukan net buy hingga akhir tahun, lantaran potensi pertumbuhan perekonomian Indonesia yang positif di tahun ini. Walau cenderung stagnan, perekonomian Indonesia diprediksi bisa tumbuh hingga 5,4% pada 2018, lebih tinggi dibanding prediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2017 sebesar 5,2%.
Laporan keuangan emiten tahun 2017 yang dirilis awal tahun ini pun juga bisa menjadi 'bahan bakar' untuk meningkatkan jumlah net buy asing di tahun ini. Pasalnya, sejumlah emiten telah memperlihatkan kinerja moncer, yang sesuai dengan ekspektasi para investor di tahun lalu. Emiten pun diperkirakan bisa meraih kinerja yang lebih baik lagi pada 2018 ini. "Sehingga ketiga hal ini seharusnya bisa membuat para investor asing optimistis terhadap pasar modal Indonesia," ujar Riska.
Meski begitu, bukan berarti net sell sama sekali tidak mungkin terjadi di tahun ini. Investor asing mungkin akan melakukan aksi net sell di tahun ini terutama jelang rapat Gubernur The Federal Reserve (The Fed) atau rapat FOMC. Sebab, investor asing cenderung wait and see jelang rapat FOMC.
"Namun, net sell ini cenderung akan terjadi sementara saja," kata Riska.
Menurutnya, saham-saham sektor perbankan, konsumer, dan konstruksi bakal jadi pilihan utama portofolio investor asing di tahun ini. Ketiga sektor ini dipandang masih memiliki potensi yang baik di tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News