kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Naik Setelah OPEC+ Memangkas Produksi, Harga Minyak Masih Turun Secara Mingguan


Jumat, 02 Februari 2024 / 17:15 WIB
Naik Setelah OPEC+ Memangkas Produksi, Harga Minyak Masih Turun Secara Mingguan
ILUSTRASI. Jumat (2/2) pukul 14.30 WIB, harga minyak mentah berjangka Brent naik 44 sen atau 0,6% menjadi US$ 79,14 per barel.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik pada hari Jumat menyusul keputusan OPEC+ untuk mempertahankan kebijakan produksi minyaknya tidak berubah. Meski naik hari ini, harga minyak acuan menuju penurunan mingguan di tengah laporan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Jumat (2/2) pukul 14.30 WIB, harga minyak mentah berjangka Brent naik 44 sen atau 0,6% menjadi US$ 79,14 per barel. Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 36 sen atau 0,5% menjadi US$ 74,18 per barel.

Pada hari Kamis, dua sumber OPEC+ mengatakan kelompok tersebut mempertahankan kebijakan produksi minyaknya tidak berubah. OPEC+ akan memutuskan pada bulan Maret apakah akan memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela untuk kuartal pertama atau tidak.

OPEC+ menerapkan pengurangan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari (bph) untuk kuartal pertama, seperti yang diumumkan pada bulan November.

Baca Juga: China Minta Ukraina Keluarkan Perusahaan Mereka dari Daftar Hitam Perang

Analis ANZ Research mengatakan bahwa pengurangan produksi tersebut akan menjaga pasokan tetap terbatas pada kuartal pertama. ANZ Research memperkirakan, peningkatan produksi non-OPEC akan menjadi normal dan pertumbuhan produksi AS melambat pada tahun 2024 menjadi 300.000 barel per hari (bpd) dari 800.000 barel per hari pada tahun lalu.

Yang juga mendukung harga minyak adalah keputusan Federal Reserve AS untuk mempertahankan suku bunga acuan semalam di kisaran 5,25%-5,50%. Selain itu, harga minyak juga disokong oleh komentar Ketua The Fed Jerome Powell yang mengatakan suku bunga telah mencapai puncaknya dan akan turun dalam beberapa bulan mendatang.

Suku bunga yang lebih rendah akan mengurangi biaya pinjaman konsumen, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Jatuh, Efek Gencatan Senjata Israel-Hamas

Namun, harga minyak menuju penurunan mingguan sekitar 5%, karena laporan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang tidak berdasar membatasi keuntungan. Laporan ini menyebabkan harga minyak berjangka turun lebih dari 2% pada hari Kamis.

“Laporan baru-baru ini mengenai kemajuan menuju perpanjangan gencatan senjata Israel-Hamas, yang dapat menghilangkan tekanan geopolitik saat ini membuat investor minyak tetap menunggu,” kata Priyanka Sachdeva, analis pasar senior di Phillip Nova kepada Reuters.

Kapal tanker minyak Rusia juga terus berlayar melalui Laut Merah, sebagian besar tidak terganggu oleh serangan Houthi. Hal ini berbeda dengan keyakinan pasar akan gangguan besar terhadap aliran pasokan minyak global, kata Sachdeva.

Dalam ketegangan terbaru mengenai pelayaran, militan Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman mengatakan pada hari Kamis bahwa pasukan angkatan laut mereka telah menargetkan kapal dagang Inggris yang tidak dikenal di Laut Merah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×